Mohon tunggu...
Cecep Zafar Sofyan
Cecep Zafar Sofyan Mohon Tunggu... wiraswasta -

hidup adalah kematian yg menyamar

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilkada Jabar, Pertarungan Politik Antar Lembaga Survei, Pasangan Asyik Diuntungkan?

27 Juni 2018   13:14 Diperbarui: 27 Juni 2018   13:13 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hari ini perhelatan politik akbar di 171 wilayah dan daerah di Indonesia, digelar. Ledakan partisipasi politik publik belum dapat dipastikan jumlah prosentasinya. Ukuran sukses penyelengaraan, indikatornya adalah seberapa besar tingkat partisipasi politik publik dalam memutuskan perkara suara di TPS.

Di Jawa Barat misalnya, pilkada gubernur/wakil gubernur 2018 yang mempertemukan seteru 4 pasangan calon. Mereka adalah Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum di nomor urut 1, Tb Hasanuddin-Anton Charliyan di nomor urut 2, Sudrajat-Ahmad Syaikhu pada nomor urut 3, dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi dengan nomor urut 4, adalah pertarungan paling sengit dan hot sepanjang sejarah pilkada digelar di republik ini. Elit nasional,  sangat fokus ke propinsi yang jumlah DPT nya sangat gemuk ini, sekitar 31,37 juta.

Pertarungan politik antar Lembaga Survei. 

Media massa sebagai medium yang mengetengahkan aspek publisitas, secara tidak langsung mempengaruhi persepsi publik. Opini publik dikonstruksi sedemikian rupa oleh media melalui aneka peristiwa. Maka disinilah posisi lembaga survey menunjukkan karakter dan wajah aslinya, tentang 'kewajiban lembaga' untuk bekerja keras memenangkan  pasangan calon.

Politik sebagai kebaikan yang luhur, disinyalir telah bergeser makna, fungsi dan tujuannya menjadi politik industri, nampaknya berhasil dikapitalisasi oleh para aktor intelektual berbasis akademis dan aktor finansial yang berbasis pengusaha. Keduanya bersenyawa  dalam satu baju abu-abu, partai politik. Ini sah, dan taka da masalah.  

Kita lihat, misalnya, selama empat bulan kampanye, sebagaimana yang telah dipublish oleh media massa, diketahui dari hasil survei lembaga ternama, dua teratas yang bersaing ketat yakni pasangan Ridwan-Uu atau Rindu dan Deddy-Dedi atau Dua DM yang mendominasi.

Satu bulan terakhir sebelum pencoblosan, sejumlah lembaga survei merilis elektabilitas para kandidat di Pilgub Jabar.

Indo Barometer

Survei yang dilakukan pada 7-13 Juni 2018, menempatkan pasangan Ridwan-Uu di posisi teratas dengan elektabilitas 36,9 persen.

Pesaing terberatnya yakni Deddy-Dedi dengan perolehan 30,1 persen. Diikuti jauh di bawah Sudrajat-Ahmad Syaikhu 6,1 persen dan TB Hasanddin-Anton Charliyan 5 persen. Swing voters 20,8 persen.

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC)

Survei dilakukan pada 22 Mei1 Juni 2018. Hasilnya, Ridwan-Uu memperoleh elektabilitas sebesar 43,1 persen. Mengutit di belakangnya yakni Deddy-Dedi 34,1 persen.

Sementara dua pasangan lainnya jauh di bawah. Yakni, Sudrajat-Syaikhu 7,9 persen dan Tb Hasanuddin-Anton Charliyan 6,5 persen.

LSI Denny JA

Survei dilakukan pada 7-14 Juni 2018. Dalam hasil survei ini, Ridwan-Uu tetap memimpin dengan perolehan elektabilitas 38,0 persen. Disusul Deddy-Dedi dengan 36,6 persen.

Lalu Sudrajat-Ahmad Syaikhu 8,2 persen dan Tb Hasanuddin-Anton Charliyan sebesar 7,7 persen.

Poltracking Indonesia

Survei dilakukan pada 18-22 Juni 2018. Lagi-lagi pasangan Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum memimpin dengan elektabilitas sebesar 42 persen. Menempel ketat di bawahnya pasangan Deddy-Dedi dengan 35,8 persen.

Sementara Sudrajat-Ahmad Syaikhu 10,7 persen, dan Tb Hasanuddin-Anton Charliyan 5,5 persen.

Instrat

Melakukan survei pada 18 Juni hingga 21 Juni 2018. Hasilnya berbeda dengan empat survei lainnya. Dari hasil Instrat, Deddy-Dedi sukses ungguli Ridwan dan Uu.

Deddy-Dedi memperoleh elektabilitas 38,17 persen. Disusul pesaing terdekatnya yakni Ridwan-Uu dengan 33,92 persen.

Di posisi ketiga ditempati oleh Tb Hasanuddin-Anton Charliyan dengan 8,67 persen. Sementara posisi buncit Sudrajat-Ahmad Syaikhu dengan 8,5 persen.

LKPI

Jawaban top of mind untuk pasangan Sudrajat -- Akhmad Syaikhu (Asyik)  dipilih sebanyak 26,2, pasangan Ridwal Kamil -- Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) 21,2 persen responden,),. pasangan Deddy Mizwar--Dedi Mulyadi dipilih seabnyak 20,7 persen dan pasangan Tubagus Hasanuddin -- Anton Charliyan (Hasanah) dipilih sebanyak 16,2 persen dan belum memilih sebanyak 15,7 persen.

Apakah Pasangan Asyik diuntungkan ?

Pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) bisa dikata paling minim sorotan. Terlebih, Sudrajat telah lama tenggelam dari ingatan publik selepas mengemban tugas sebagai Duta Besar RI untuk Tiongkok. Begitu pula nama Syaikhu yang cenderung hanya populer di kawasan Bekasi dan sekitarnya.

Namun demikian, salah satu keunggulan dari pasangan itu ialah mesin parpol yang mengusung mereka. Propinsi Jabar kerap disebut sebagai basis massa PKS karena militansi kader-kadernya. Di Pilgub Jabar, pasangan Asyik memiliki sejumlah misi. Pertama, membangun masyarakat yang agamis, sehat, unggul, gotong royong dan harmonis. Kedua, meningkatkan kesejahteraan. Ketiga, membangun infrastruktur. Keempat, membangun tata kelola pemerintahan yang profesional.

Ada kejutan politik yang dipertontonkan oleh pasangan  Asyik pada acara debat ke dua di kampus UI, Depok bulan mei yang lalu. Publik dikejutkan, dan terpesona dengan keberanian pasangan Asyik yang menunjukkan secara terbuka pada closing statemen, berupa Kaos dengan #2019gantipresiden.

Munculnya pro kontra atas peristiwa ini, seketika menaikkan popularitas pasangan Asyik. Media massa, tentu saja ikut berperan melambungkan pasangan Asyik.

Ada tiga hal, setidaknya pasangan Asyik di untungkan, ;

Pertama, Pertarungan antar lembaga survey yang dianggap berpengaruh, menasional dan cukup establish bakal mengalami penyusutan opini karena setiap hasil survey terlanjur mengangkat pasangan Rindu dan Dedi-Dedi selalu dalam posisi puncak.

Kedua, Kaos dengan #2019gantipresiden adalah momentum yang tepat digulirkan disaat kebekuan politik debat mengalami kebuntuan. 

Kekuatan politik mantan Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, selama dua periode tentu saja menyimpan banyak kantong suara yang kemungkinan besar dilimpahkan ke pasangan no 3, Asyik.

Wallohu'alam. Semua masih rahasia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun