Mohon tunggu...
Amalia Amel
Amalia Amel Mohon Tunggu... -

Seorang Mahasiswi di STMIK BanjarBaru, kalimantan Selatan\r\nangkatan 2011..\r\nJust Ordinary Girl.. :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menjadi wanitamu, wahai lelakiku..

25 Juli 2012   04:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:39 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu malam, sahabat ku bertanya ‘mengapa selalu kamu minta maaf kepada kekasihmu berulang ulang saat kamu salah, sedangkan saat dia salah dia hanya perlu minta maaf kepadamu hanya satu kali..?’

Aku menjawab seperti ini..

Wahai sahabatku, aku tidak perduli seberapa sering ku mengemis maaf dan cintanya dan seberapa jarang nya dia meminta maafku, bahkan walau ia tak meminta maafku, aku senantiasa memaafkan atas salah salahnya..

Karena yg kuinginkan dengannya hanyalah berdamai dan bermanja nan mesra.. ku tak inginkan perkelahian, sebisa mungkin kuhindari kesalah pahaman..

Karena menurutku, menghindari pertengkaran itu indah..

Namun ku tak mengerti dengan diriku sendiri, semakin ku menghindari kesalahan itu, semakin dekat aku dengan kesalahan itu sendiri..

Ku selalu salah, apa yang kulakukan memang selalu salah..

Dan parahnya, setiap salahku terlalu fatal dimatanya walau aku selalu mempunyai alasan yg menurutku kuat atas kesalahan kesalahanku itu..

Dari sana aku menganggap, itulah perbedaan pemikiran.. itulah perbedaan yang dimiliki setiap manusia.. semakin keras aku membela diri, semakin fatal kesalahanku padanya dimatanya..

Maka akupun berikrar pada sahabatku yg lain, aku akan selalu meminta maaf atas kesalahanku walau akupun tak mengerti kenapa..

Maka ku anggap semua pertengkaran yang telah terjadi sebagai ujian penguat cinta..

Lalu sahabatku yang baik hati bertanya padaku lagi ‘apakah kamu begitu mencintainya dan sebegitu tak ingin kehilangannya ?’

Dan inilah jawabanku..

Ya,ku sangat mencintainya.. bahkan saat kubenci ia dengan keegoisannya akupun masih tetap mencintainya..

Ya, aku mencintainya karena Allah.. , bukan hanya itu aku juga mencintai keluarga nya yang sudah memandangku begitu baik dan juga sangat menghargaiku..

Aku sadar, aku mungkin tak terlalu cantik dibandingkan mantan mantan kekasihnya, dibandingkan teman teman perempuannya nya, dibandingkan kerabat perempuannya..

Aku tak terlalu kaya akan harta..

Dan aku bahkan tak terlalu cerdas..

Namun, aku mempunyai pengabdian kuat untuk menjadi wanita nya yang paling berharga..

Dan yang membuatku merasa percaya diri dan selalu bertahan menjadi wanitanya hingga saat ini..

Adalah karena aku memiliki cinta yang menurutku tulus.. dan karena aku mencintainya dengan caraku yg menurut ku sempurna..

Karena bersamanya aku menjadi sempurna..

Karena ia mampu menggantikan kekuranganku dengan kesempurnaannya..

Sahabatku kembali bertanya ‘sahabatku, sebegitu inginnya kah kamu menjadikannya sebagai imam untukmu dan untuk anak-anakmu didunia untuk akhirat?’

Setiap kekasihku yg pernah dan yang kucintai ini..

Selalu ku ingin bersamanya hingga saat ku menutup mata,namun jodoh ditangan Allah..

Ku hanya bisa berdoa dan mendoakannya..

Dan aku sungguh sangat berharap ini adalah yang terakhir, karena aku tak ingin membuat lebih banyak lagi orang yang tersakiti karena keegoisanku..

Dan ku kan berusaha semampuku..

Melalui nya lah aku belajar untuk bisa menjadi lebih sabar dan lebih bijak dalam menghadapi masalah dan mengambil keputusan..

Dan dalam hubungan sebelum pernikahan ini, ku menggunakannya sebagai lahan belajar dan usaha untuk menjadi istri sholehah yg tunduk kepada suaminya..

Menjadi istri yang selalu mencari maaf dan ke ridhaan suaminya..

Menjadi istri yang melayani suaminya dengan benar dan ikhlas..

Menjadi istri yang selalu menjaga kerahasiaan suaminya dihadapan semua orang, bahkan dihadapan anak-anaknya..

Menjadi istri yang selalu berpenampilan menarik dihadapan suaminya, dan berpenampilan biasa biasa saja saat suaminya tak ada disampingnya..

Menjadi istri yang selalu menomer satukan suami nya walau dalam kondisi apapun..

Dan menjadi istri yang selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT kepada keluarga nya melalui suaminya..

Sahabatku yang ku sebut adalah bagian diriku yang lain..

Yg sedikit menentang perubahan kepribadianku untuk menjadi wanita yang tunduk pada suaminya..

Menjadi wanita yang akan mengenyampingkan egonya untuk suaminya..

Menjadi wanita yang akan membuang hasrat nya untuk bersenang senang atas nikmat duniawi..

Karena menurut nya, tak ada yg lebih nikmat dibandingkan bersenang senang bersama suaminya kelak.. dan selalu mendapatkan keridhaan suaminya nanti..

Ketika pendirianku mulai goyah, kubuka lagi catatan ini dilaptopku..

Ketika ku mulai bosan, ku baca setiap kisah nyata dari seorang wanita solehah yang bisa membangkitkan semangatku lagi..

Dan ketika semua nya sudah tak mempan lagi, aku berdoa kepada Tuhan, meminta ketenangan hati agar hatiku selalu tenang saat mengingatmu..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun