Mohon tunggu...
KompasianerPenggilaPuisi
KompasianerPenggilaPuisi Mohon Tunggu... Freelancer - Kata-kata adalah Kekuatan

Cuma Setitik Debu Dikehidupan Yang Fana Ini

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kiprah Pesyair Kompasiana di 12 Tahun Kompasiana

22 Oktober 2020   15:50 Diperbarui: 22 Oktober 2020   20:09 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenapa bisa demikian? Bukanlah pertanyaan ringan yang dengan serta merta harus dijawab. Kerana ini terkait dengan niat, konsistensi dan kesempatan. Sesungguhnya di kanal Fiksiana-Kompasiana banyak bertaburan penulis-penulis puisi perempuan; Ari Budiyanti, Hera Veronica, Fatmi Sunarya, Lusy Mariana Pasaribu, Hastira Soekardi adalah nama-nama penulis puisi perempuan yang cukup konsisten meramaikan kanal Fiksiana dengan karya-karya tulis puisi mereka yang inspiratif, menggoda dan sayang jika diabaikan.

Hal yang mungkin perlu jadi bahan renungan bahwa untuk menjadi pesyair perempuan tidak semudah membalik telapak tangan. Di Kompasiana penulis puisi sangat banyak. Tapi penulis puisi yang benar-benar bisa dikategorikan sebagai pesyair perempuan masih sulit kita temui. Itu bisa dideteksi dengan sangat jarangnya karya-karya tulis puisi perempuan dilirik oleh admin untuk masuk ke dalam jajaran "Artikel Utama atau Headline"; bahkan untuk masuk ke dalam "Artikel Pilihan atau Highlight" pun masih belum tentu. Hal lainnya serbuan pesyair laki-laki dengan karya-karya inspiratifnya seharusnya menjadi motivasi bagi penulis perempuan lebih serius menggarap karya-karya tulisnya agar bisa sejajar dengan karya-karya tulis puisi Kompasianer laki-laki.  Mungkin sudah saatnya sesama penulis puisi perempuan di Kompasiana membangun kesepakatan bersama untuk mendeklarasikan dirinya baik secara personal maupun komunal "berani tampil beda di ruang-ruang publik"; yang tentunya bukan asal tampil saja. Tapi, benar-benar mempersiapkan dirinya dan karya-karyanya sebaik mungkin untuk bersaing dengan karya-karya tulis puisi Kompasianer laki-laki.  

Berdasarkan uraian tersebut di atas; terlintas sebuah pertanyaan paling sederhana untuk perempuan penulis puisi di Kompasiana; "siapkah tampil di ruang-ruang publik dan membumikan karya-karya tulisnya diberbagai pelosok nusantara?"

Tak ada yang tak mungkin. Semua pasti bisa dicapai dengan catatan; berkarya dengan serius, konsisten membuat karya tulis puisi yang berbobot. Konsistensi yang dimaksudkan adalah jika niatnya mau jadi pesyair ya harus fokus dipenulisan karya-karya puisi; jika niatnya mau jadi novelis atau cerpenis ya fokus dipenulisan novel/cerpen. Dan setelah hal tersebut dilakukan secara konsisten yakinlah suatu saat kelak bahwa dari rahim Kompasiana akan lahir "Pesyair-pesyair Perempuan Indonesia" yang membumi, menusantara.

Dokpri*
Dokpri*
Bagaimana dengan Pesyair Laki-laki?

Khusus untuk pesyair laki-laki di Kompasiana untuk kali ini tidak akan dibahas secara spesifik. Namun, apa yang diuraikan di atas terkait "pesyair perempuan" penulis anggap sudah bisa juga menjadi bahan perenungan dan pembanding bagi "pesyair laki-laki" di Kompasiana. 

Akan tetapi, takadil rasanya jika tidak disebutkan pula nama-nama penulis puisi laki-laki di Kompasiana. Nama-nama seperti Khrisna Pabichara, Zoel 'Z Anwar, Rahab Ganendra, Muhammad Armand, Aji Najiullah Thaib, Odi Shalahuddin, Nursalam AR, adalah penulis-penulis yang sudah malang melintang di Kompasiana. Karya-karya tulis mereka sudah tak diragukan lagi kwalitasnya. Selain dari nama-nama tersebut ada pula pesyair-pesyair laki-laki yang muncul belakangan, antara lain; Ayah Tuah, Zaldy Chan, Mim Yudiarto, Ali Musri Syam, Arief Er Shaleh, Tajullail Dasuqi M, Syahrul Chelsky, Tjahjono Widarmanto, YR Passandre, Meidy Yafeth Tinangon.  Mereka bukanlah nama-nama yang asing di Kompasiana. Mereka adalah penulis-penulis puisi laki-laki yang meramaikan Kompasiana. Karya-karya tulis mereka menjadi inspirasi bagi penulis-penulis puisi lainnya di kanal Fiksiana, Kompasiana. Dan masih banyak lagi pesyair-pesyair laki-laki yang penulis tidak bisa ingat nama-nama mereka satu persatu.

Harapan terbesar segenap Kompasianer penulis puisi terhadap "Manajemen/Admin Kompasiana" dalam "12 Tahun Kompasiana" ini; adalah memberikan dan menyiapkan panggung terbuka bagi Kompasianer penulis puisi untuk mengekspresikan karya-karya tulisnya dalam bentuk kegiatan "Pentas Baca Puisi Kompasianer". Harapan ini bukanlah merupakan hal yang muluk-muluk. Kerana dari beberapa kali kegiatan Perayaan Hari Ulang Tahun Kompasiana belum pernah sekalipun diberikan ruang bagi penulis-penulis puisi di kanal Fiksiana untuk tampil dipanggung yang disediakan oleh Kompasiana.

Akhirul kalam di hari yang bahagia ini saya menghaturkan kepada Kompasiana; "Selamat Hari Ulang Tahun Ke-12", antara 22 oktober 2008 dan 22 Oktober 2020 bukanlah waktu yang singkat untuk berbenah diri. Secara khusus saya haturkan juga ucapan selamat kepada segenap jajaran admin "Salam Terhebat untuk Semuanya".

KOMPASIANA JAYALAH SELALU!

Jakarta, 22 Oktober 2020


Salam Literasi, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun