"Tangan kiri saya diamputasi saat saya sedang di usia sedang sangat aktif. Masih SD. Bapak saya kemudian membiasakan tiga rutinitas harian. Pertama, setelah ibadah subuh, saya harus lari. Kedua, di sela istirahat aktivitas harian, saya diwajibkan membaca buku. Ketiga, sebelum tidur, ibu saya akan membacakan dongeng atau cerita. Saya jadi tidak punya waktu mengeluhkan, ada bagian tubuh saya yang tidak sesempurna orang normal lainnya," ringkasnya.
Semakin memantik motivasi, tepukan meriah meningkahi kisahnya yang memenangi juara Asian Para Games 1986-1990. Tak kalah meriah ketika disebutkan total karya menulisnya. Ratusan judul buku fiksi dan non fiksi. Juga naskah film yang diolah dari cerita bersambungnya yang pernah dimuat majalah Hai, yakni Balada Si Roy.
Kedatangan ke Lembah Hijau ini, penanda dari total 1185 kegiatan yang terlaksana sekaligus kunjungan terjadwalnya sebagai Duta Baca Nasional. Urutan kegiatan ini yang terus bertambah, karena angka ini tercatatkan di hari Sabtu, 26 Oktober. Kesan unik lainnya yang dikisahkan Gol A Gong, ia pernah hitchhike, naik perahu nelayan dari dermaga Labuhan Haji ke satu tempat di sisi barat Pulau Sumbawa. Juga naik cidomo gratis, salah satu moda transportasi publik di Lombok. Dua pengalaman unik, yang bahkan tidak semua peserta silaturahmi yang asli Lombok, memiliki pengalaman tersebut.
Tiga termin diskusi yang diperebutkan peserta yang hadir, akhirnya baru benar-benar selesai di pukul 6 sore. Gol A Gong masih harus memburu janji temu lainnya dan segera harus kembali ke kota Mataram, ibukota provinsi NTB. Dua lokasi berjarak sekitar 62 km. Dimana, pagi harinya Gong masih memberikan pelatihan menulis di kota provinsi ini, lalu siang menuju Lembah Hijau, dan kembali ke Mataram di malam hari. Perjalanan silaturahmi luar biasa. Sepantasnya dijaga dan jika memungkinkan ditambah oleh siapa pun Duta Baca Nasional baru nanti, setelah 25 Desember 2025.
Tampiasih Gol A Gong. Mari bersemangat, memunculkan data-data literasi yang faktuil. Tidak lagi terus menerus berdasarkan data literasi yang dilakukan lembaga yang bahkan tidak melakukan silaturahmi langsung ke pusat-pusat aktivitas literasi di seluruh kawasan negeri pertiwi, Indonesia.
*Selong, 28 Oktober 2024.
Peliput dan penulis, Muslifa Aseani (Tim Admin KOLOM). Dokumentasi foto-foto pendukung, dibagikan langsung Lalu Abdul Fatah - founder Perpustakaan Lembah Hijau ke Tim Admin KOLOM.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H