Masih Jamaludin, menyebutkan dua angka target capaian program. 18 ribu SDM di tahun ini, lalu 27 ribu SDM kepariwisataan di tahun 2023. Indikator keberhasilan program, menurutnya, akan terlihat dari Outcome SDM berkualitas dan Angka capaian target.Â
Usai penyampaian para narasumber, diskusi ramai oleh lima orang penanggap. Salah satunya, kritisasi dari Ahmad, mewakili AHLI NTB- Association of Hospitality Leaders, menegaskan agar industri pariwisata hendaknya mendukung program dengan memberikan apresiasi yang pantas bagi SDM yang memiliki latar belakang akademis dan kompetensi profesi kepariwisataan.
"Jangan sampai, generalisasi apresiasi terjadi. Harus ada nilai imbang, agar siapapun yang memang telah memiliki capaian akademisi dan sertifikasi kompetensi di lepel tertentu, mendapatkan apresiasi yang sesuai. Industri pariwisata juga harus bersiap dengan itu," tegasnya.
Penanggap lain, ada pula dari Insan Pariwisata Indonesia, juga asosiasi-asosiasi kepariwisataan lainnya. Catatan khusus usai acara, jadwal pelaksanaan program fasilitasi sertifikasi kompetensi tidak diinformasikan dengan jelas. Semoga untuk ini, akan ada informasi lanjutan, baik di situs Kemenparekfraf/Baparekraf RI sendiri, BNSP atau Surya Abadi Konsultan. Akan lebih baik, jika informasi jadwal program, tersebar merata sampai ke kedinasan pariwisata di kabupaten/kota. Semoga.
*Selong, 15 September - Adm Muslifa Aseani
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H