Seperti yang terlukis pada relief Candi Borobudur. Meskipun mungkin dirasa belum sempurna. Namun, suatu saat cita-cita itu akan terwujud dan Borobudur akan berbunyi seperti tiga belas abad yang lalu.
Langkah Konkrit Bersama
24 Juni 2021, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerjasama dengan Yayasan Padma Sada Svargantara sebagai inisiator Sound of Borobudur Movement dan Kompas Group menggelar Konferensi Internasional Sound of Borobudur "Music Over Nations: Menggali Jejak Persaudaraan Lintas Bangsa Melalui Musik" di Magelang, Jawa Tengah. Kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan konferensi internasional lima destinasi super prioritas Kemenparekraf.
Konferensi yang bertujuan untuk menemukan rumusan bersama secara ilmiah dan inovatif tersebut menghadirkan para pakar dalam bidang musik, etnomusikologi, cagar budaya tak benda, pariwisata dan seni budaya.
Hadir pula sebagai pembicara ahli dari akademisi dan birokrat yang mengusai tentang industri kreatif seni musik serta ekonomi kreatif, asosiasi pariwisata, dan praktisi seni budaya berpengalaman.
Menteri Kemenparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, "Ini saat yang tepat untuk menggali sumber pengetahuan dari Candi Borobudur yang menggaungkan nilai-nilai universal yang terdapat pada reliefnya. Ternyata, nilai toleransi, menghargai keberagaman, persahabatan antarbangsa telah dijunjung leluhur kita. Kita perlu belajar dari sini."
"Konferensi Internasional Sound of Borobudur dapat menjadikan Indonesia tidak hanya sebagai pusat musik dunia, tetapi juga pusat tradisi dunia. Tebarkan semangat harapan agar kita mampu bangkit pada saat sulit, menang melawan Covid-19," pungkas Sandiaga.
Komitmen dari Sound of Borobudur adalah memberikan rasa percaya diri kepada para pelaku pariwisata di Wonderful Indonesia. Upaya itu penting, agar dapat membangkitkan kembali kegiatan pertemuan insentif, konvensi, dan pameran atau MICE. Terutama di lima destinasi wisata super prioritas---Danau Toba, Candi Borobudur, Mandalika, Likupang, dan Labuan Bajo.
Borobudur Sebagai Catatan Kehidupan Musik dan Budaya
Secara etnomusikologi, instrumen musik dikatakan serumpun apabila terdapat kemiripan dalam nama bentuk (organologi), fungsi, teknik, ataupun tangga nada. Contohnya pada instrumen petik Kecapi di Kalimantan Tengah, Kacaping di Makasar, Hasapi di Batak, Kudyapi di Filipina.