Bila dibandingkn dengan artikel dalam rubrik POLHUKAM misalnya, dimana jumlah artikel baru pada rubrik ini per hari, bisa sampai dua kali lipatnya dibanding jumlah karya puisi, yaitu antara 150 - 200 artikel setiap harinya.
Sedangkan jumlah hitsnya pun jauh lebih banyak, yaitu rata-rata diatas 75 hits. Apalagi bila telah bertengger di halaman headline, artikel ini bisa mencapai ribuan bahkan puluhan ribu hits.
Memang, bisa saja hal ini terjadi karena situasi politik dinegeri kita sedang panas-panasnya, sehingga apapun artikel yang terkait politik praktis, sangatlah menarik perhatian untuk dibaca. Belum lagi ditambah kolom Trending Artikel (TA), yang seluruhnya berisi artikel non fiksi/puisi.
Hal ini tentu saja akan semakin menenggelamkan keberadaan karya-karya puisi, dan seakan ditelantarkan begitu saja.
Karya puisi adalah bagian dari karya sastra, dan patut untuk diberikan penghargaan dan kesempatan berkembang dengan baik di negeri ini.
Karya puisi berbeda dengan artikel lainnya seperti misalnya opini dan reportase yang mengupas semua permasalahan dan isu yang sedang terjadi, sedangkan di dalam karya puisi juga terdapat karya seni dalam menuangkan inspirasi melalui kata dan kalimat yang indah.
Oleh karena itu, pihak Kompasiana sudah waktunya untuk mengevaluasi kembali, keberadaan rubrik Fiksi pada umumnya dan Puisi pada khususnya, agar tidak terlindas oleh artikel-artikel poluler lainnya, sekaligus untuk  meningkatkan apresiasi kepada para kompasianer yang gemar menulis puisi.
Untuk itu, terdapat beberapa hal yang mungkin bisa dilakukan adalah dengan menampilkan headline Puisi pada halaman utama kompasiana. Atau membuat semacam Trending Artikel Puisi, sehingga dengan demikian, akan memudahkan para pembaca untuk mengidentifikasi karya-karya puisi yang berkualitas di Kompasiana ini.
Demikian, semoga ada manfaatnya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H