Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Bumi Butuh Kompos: Yuk, Kelola Sampah dari Rumah!

10 Desember 2024   16:00 Diperbarui: 11 Desember 2024   10:26 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Game Changer Bumi Butuh Kompos. Dok: Kompasiana


Apa yang Mesti Kita Lakukan?

Seperti uraian di atas, mengubah paradigma buang sampah jadi kelola sampah butuh waktu panjang. Bukan hanya kontribusi masyarakat, tapi perlu ada sistem yang mengatur dan menyeluruh dari berbagai pihak, terutama pemerintah sebagai regulator.

Sebagai masyarakat yang ingin berkontribusi membuat lingkungan lebih lestari, kita bisa memulai lebih dulu sebagai individu, sembari mendorong seluruh pemangku kebijakan memperbaiki sistem yang ada. Levelnya tidak lagi soal wajib buang sampah di tempatnya; kita wajib mengelola sampah agar beban TPA atau TPST kian berkurang, yaitu lewat komposting.

Ilustrasi mengompos. Dok: Shutterstock/Marina Lohrbach
Ilustrasi mengompos. Dok: Shutterstock/Marina Lohrbach

Komposting bukan hanya tentang mengurangi sampah.

Dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar kita—sampah organik—kita bisa mengurangi emisi gas rumah kaca, menghemat biaya pengelolaan sampah dan pupuk, dan meningkatkan kesuburan tanah dan hasil pertanian.

Memulai komposting di rumah sangat mudah dan terjangkau. Kita tidak membutuhkan alat mahal atau lahan luas. Pertama, kita bisa mulai pisahkan sampah organik dari sampah lainnya. Sisa makanan, kulit buah, daun kering, dan sebagainya adalah bahan utama kompos yang bisa kamu simpan. Kedua, kamu bisa gunakan wadah komposter, bisa beli yang sudah jadi lewat marketplace atau membuat sendiri dari ember dan galon bekas.

Ketiga, tambahkan bahan pelengkap seperti serbuk kayu, tanah, atau dedaunan kering yang dapat membantu mempercepat proses penguraian Untuk memastikan sirkulasi udara, aduk bahan kompos setiap beberapa hari. Voila! Dalam 4-6 minggu, kamu sudah bisa menggunakan hasilnya untuk tanaman. 

Bikin, sih, gampang, tapi... bisakah kita konsisten ke depannya?


Game Changer: Bumi Butuh Kompos

Oleh karena itu, #BumiButuhKompos menjadi sebuah gerakan yang mendorong kita semua berpartisipasi dalam pengelolaan sampah organik. Dengan komposting dari rumah, kita bisa ikut mencegah sampah organik berakhir di TPST dan TPA hingga meminimalisasi berbagai dampak dekomposisi sampah organik yang tertimbun di TPA.

#BumiButuhKompos adalah aksi nyata di Kompasiana yang masuk ke dalam edisi kedua payung program Game Changer. Setelah mewujudkan #SemuaBisaBelajar untuk adik-adik kita di Papua lewat Kompasianer Dayu Rifanto, Kompasiana akan kembali berkolaborasi bersama Kompasianer lain dan banyak komunitas dalam mendukung setiap elemen pembangunan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun