Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menatap Tantangan Masa Depan Global Melalui OIC International Youth Summit 2024

24 September 2024   21:42 Diperbarui: 24 September 2024   21:45 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemuda OKI Indonesia (OIC Youth Indonesia) menyelenggarakan OIC International Youth Summit, di di Gedung Nusantara V DPR-MPR RI, Jakarta, Selasa (24/09/2024).

Penyelenggaraan ini mengangkat tema "Strengthening Role of Youth Post OIC 2025 Programme of Action in Facing Global Challenges".

Salah satu pembahasan dalam forum ini bertajuk "Empowering the Youth Voice: Climate Change, Environment, and Energy" yang menyoroti bagaimana pentingnya suara-suara anak-anak muda di Indonesia dalam pembuatan kebijakan dan gerakan akar rumput yang berkaitan dengan lingkungan yang berkelanjutan.

Hal tersebut tak lepas perubahan iklim menjadi ancaman yang signifikan bagi Indonesia, dengan naiknya permukaan air laut masyarakat pesisir seperti di Jakarta, deforestasi yang semakin luas terutama di Sumatera dan Kalimantan, serta degradasi lingkungan dan perubahan iklim yang berdampak pada keanekaragaman hayati di Indonesia.

Selain ekonomi, dampak kerusakan ini juga dapat memunculkan masalah lainnya, salah satunya yang muncul adalah kecemasan terhadap masa depan akibat rusaknya lingkungan, atau disebut eco-anxiety.

Eco-anxiety, sebagaimana dipaparkan Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK Sigit Reliantoro, dalam diskusi, lebih rentan terhadap kesehatan mental anak-anak.

"Sebab, mereka cenderung lebih peka. Akibatnya pula mereka rentan terhadap PTSD (post-traumatic stress disorder), depresi, dan gangguan tidur," paparnya.

Sementara itu, Koordinator Green Faith Indonesia sekaligus Wakil Ketua Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah memaparkan eco-anxiety juga berkolerasi terhadap kesehatan mental para Gen Z Hening Purwati Parlan

"Penyebab eco-anxiety pada Gen Z disebabkan information overload, negativity instinct, privilege gaps, failure of imagination, dan echo chambers," paparnya.

Kendati demikian, demi memperbaiki segala kerusakan lingkungan dan dampaknya pada kesehatan mental, ada langkah bisa diambil bersama, yakni mengambil tindakan, tetap terinformasi namun perlu membatasi, terhubung dengan orang lain, melakukan perawatan diri, fokus pada solus, dan saling mengedukasi.

Dari situ memberdayakan suara anak muda dalam pembuatan kebijakan dan gerakan akar rumput dapat mengatasi masalah-masalah mendesak, seperti polusi udara dan air di pusat-pusat kota, mempromosikan terbarukan, mempromosikan penggunaan energi terbarukan, dan melestarikan warisan alam Indonesia yang kaya.

Secara keseluruhan "Empowering the Youth Voice: Climate Change, Environment, and Energy" menggarisbawahi peran penting pemuda Muslim dalam mengadvokasi dan mengimplementasikan praktik-praktik berkelanjutan.

Dok. Kompasiana
Dok. Kompasiana

Inisiatif semacam ini, terutama mengenai lingkungan---termasuk perubahan iklim di dalamnya---yang kian massif secara global, tentulah sangat penting untuk, terlebih untuk generasi muda dan generasi seterusnya.

Hal ini juga kini menjadi fokus Kompasiana. Sebagai bentuk komitmen dalam mendukung perubahan nyata untuk Indonesia dengan mengedepankan aksi kolaboratif, Kompasiana menghadirkan "The Game Changer".

The Game Changer merupakan program sosial Kompasiana yang berkolaborasi bersama para Kompasianer yang memiliki kapasitas sebagai agen perubahan.

Adapun elemen pembangunan berkelanjutan dalam program ini adalah terkait pendidikan, lingkungan, energi terbarukan, ekonomi, dan kesehatan. (Edisi pertama The Game Changer dengan tema #SemuaBisaBelajar bisa baca di sini)

Selain lingkungan, dalam forum diskusi OIC International Youth Summit juga memiliki tema menarik lainnya, seperti "Empowering Muslim Youth in the Face of Automation, Disruption of Industry, and Islamic Finance".

Tema ini membahas peranan generasi muda Muslim menghadapi masa depan dengan meningkatkan literasi digital, adaptabilitas, dan pemikiran inovatif di tengah kemajuan teknologi, otomatisasi, hingga kecerdasan buatan tengah mengubah berbagai industri di seluruh dunia, termasuk di Indonesia

Kemudian sesi "Preparing Muslim Youth for Emerging Global Humanitarian Challenges", yang menekankan pentingnya anak muda berperan dalam meningkatnya krisis kemanusiaan secara global yang semakin meningkat, seperti yang terjadi di Palestina.

Adapun Pemudia OKI Indonesia merupakan sebuah organisasi yang berfungsi sebagai payung bagi berbagai organisasi kepemudaan Islam di Indonesia.

Organisasi ini didirikan untuk memperkuat hubungan antar pemuda Muslim di Indonesia dan negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam Oserta untuk memfasilitasi kemitraan antar organisasi kepemudaan di Indonesia

Pemuda OKI Indonesia mengusung misi Lebih Peduli (melestarikan nilai), Lebih Tegas (membuat masa depan), Lebih Memahami (nilai-nilai orang lain), Lebih Terlibat (memecahkan masalah global), Lebih Sadar (mengikuti perkembangan global saat ini).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun