Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Faith, Fraternity, Compassion" dalam Lawatan Paus Fransiskus ke Indonesia

30 Agustus 2024   07:02 Diperbarui: 30 Agustus 2024   07:44 3081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Vladimir Augustian Simbolon/Kompasiana

Rabu (28/8), Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menyelenggarakan konferensi pers menyongsong kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia yang diagendakan pada 3-6 September mendatang. Dari rangkaian perjalanan apostolik tersebut, Indonesia menjadi negara pertama yang disinggahi oleh Paus Fransiskus di kawasan Asia-Pasifik, dilanjutkan ke Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura.

Kompasiana turut hadir dalam konferensi pers kali ini. Hadir Uskup Agung Jakarta, Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo, Uskup Bandung sekaligus Ketua KWI, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC, serta ketua panitia Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, Ignasius Jonan.

Kunjungan Paus Fransiskus kali ini dianggap merupakan peristiwa historis--tidak hanya bagi Gereja Katolik di Indonesia, namun juga bagi seluruh umat beragama. Hal tersebut dikarenakan kunjungan ini merupakan kali ketiga seorang Paus mengunjungi Indonesia setelah sebelumnya Paus Paulus VI berkunjung pada 1970 dan Paus Yohanes Paulus II pada 1989. Dengan demikian, setelah 35 tahun penantian, Paus akhirnya kembali mengunjungi Indonesia.

Ketua KWI, Mgr. Anton, menyebutkan, terselenggaranya kunjungan ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan Nunsiatur Apostolik Takhta Suci untuk Indonesia--umumnya dikenal sebagai Kedutaan Besar Vatikan, yang terlibat secara langsung dalam penyelenggaraan kunjungan ini. 

KWI dibantu oleh 56 panitia inti dan 107 relawan inti, serta ribuan relawan lainnya. Mgr. Anton juga berterima kasih kepada otoritas setempat, kepolisian dan Pemerintah Daerah DKI Jakarta yang turut berkontribusi demi kelancaran agenda kunjungan Paus ini.

"Faith, Fraternity, Compassion"

Adapun tema yang melingkupi kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia ialah "Faith - Fraternity - Compassion" atau dalam bahasa Indonesia ialah "Iman - Persaudaraan - Bela Rasa". Menurut Mgr. Anton, tema ini bukan sekadar "tema dari balik meja", melainkan sebuah usulan mendalam yang disetujui oleh Vatikan.

Ketiga nilai yang diusung dalam tema tersebut didasarkan pada ajaran-ajaran Paus Fransiskus. Nilai pertama, yaitu Iman, didasarkan pada sebuah surat seruan apostolik Paus Fransiskus bertajuk "Evangelii gaudium" yang "menekankan pentingnya perjumpaan kepada Tuhan yang membawa sukacita". "Evangelii gaudium" sendiri diterbitkan pada tahun 2013.

Nilai kedua yaitu Persaudaraan, didasarkan pada ensiklik Paus Fransiskus yang terbit pada 2020, berjudul "Fratelli tutti". "Melalui ensiklik ini, Paus Fransiskus mengajak kita menjalin persahabatan, karena semua orang bersaudara" jelas Mgr. Anton. Kemudian Mgr. Anton menambahkan "maka iman yang teguh menghasilkan persaudaraan sejati, persaudaraan sejati (kemudian) diungkapkan dalam ungkapan-ungkapan bela rasa".

Nilai terakhir, yaitu Bela Rasa, berpatokan pada nilai-nilai ajaran yang diserukan Paus Fransiskus melalui ensiklik keduanya "Laudato si". Dalam ensiklik yang terbit pada 2015 tersebut, Paus Fransiskus menyerukan:

 "..bahwa kebijakan-kebijakan, aktivisme dan gerakan-gerakan sosial harus memenuhi jeritan bumi dan jeritan orang miskin".

Inilah, yang menurut Mgr. Anton, merupakan seruan untuk mewujudkan bela rasa pada sesama manusia dan pada alam semesta.

Ketika ditanya awak media mengenai makna dan alasan mengapa Paus Fransiskus mengunjungi Indonesia, Kardinal Suharyo menjelaskan Paus Fransiskus mengunjungi Indonesia dengan membawa misi persaudaraan dan misi kemanusiaan.

Kardinal Suharyo menambahkan, Paus Fransiskus, yang terkenal aktif dalam dialog antaragama dan perdamaian dunia, memandang bahwa meskipun Indonesia merupakan negara yang multietnis, budaya dan agama, Indonesia mampu menjadi negara yang relatif damai.

Kardinal Suharyo kemudian menilik latar belakang kehidupan Paus Fransiskus, jauh sebelum ia menjabat, serta semboyan kepausannya "Miserando Atque Eligendo" yang berarti "melalui mata kerahiman-Nya dan memilihnya".

Gagasan-gagasan Paus Fransiskus mengenai persahabatan dengan semua manusia, perhatiannya pada isu lingkungan, ungkapan bela rasa terhadap semua manusia, terutama yang miskin dan tersingkirkan didasarkan pada pengalaman otentik kehidupan Paus Fransiskus sendiri.

Mgr. Anton dan Kardinal Suharyo sepakat bahwa "kehadiran fisik seorang Paus penting dan dibutuhkan umat Katolik Indonesia, namun yang jauh lebih penting ialah untuk memperdalam dan mempelajari gagasan-gagasan Paus Fransiskus, serta mempraktikkan teladan hidup Paus Fransiskus".

Kunjungan Paus Fransiskus tahun ini membawa beberapa harapan bagi umat Katolik Indonesia, serta seluruh masyarakat Indonesia. Pertama, kunjungan ini diharapkan mampu mendorong transformasi institusional yang berangkat dari transformasi tiap-tiap individu.

Kemudian, kunjungan ini diharapkan mampu mewujudkan kehidupan sosial yang damai dan sejahtera, di mana Paus Fransiskus sendiri menjadi simbol pengharapan akan perdamaian tersebut. Lalu, kunjungan ini juga diharapkan mampu meningkatkan kesadaran kita akan isu-isu kemanusiaan, sembari turut mengaktualisasikan nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila.

Sumber gambar: Vladimir Augustian Simbolon/Kompasiana
Sumber gambar: Vladimir Augustian Simbolon/Kompasiana

Selaku ketua panitia kunjungan ini, Ignasius Jonan memaparkan rangkaian agenda Paus Fransiskus selama berada di Indonesia. Paus Fransiskus dijadwalkan akan berangkat dari Bandar Udara Internasional Leonardo da Vinci di Fiumicino, Roma, pada 2 September dan tiba pada keesokan harinya di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng.

Agenda Paus ke Indonesia

  • 4 September 2024

Agenda Paus akan cukup padat pada tanggal 4 September. Acara dimulai dengan bertemu Presiden Joko Widodo dalam upacara penyambutan resmi di Istana Merdeka, Jakarta. Dilanjutkan dengan pertemuan dengan korps diplomatik, masyarakat sipil, dan kalangan pemerintahan di Aula Istana Negara, Jakarta.

Kemudian, Paus beranjak dari Istana menuju Nunsiatur Apostolik Takhta Suci untuk bertemu secara privat dengan anggota Serikat Yesuit. Setelah itu, Paus Fransiskus bertemu dengan para uskup, imam, diakon, pelaku hidup bakti, seminaris dan katekis di Katedral Jakarta.

Agenda Paus pada 4 September ditutup dengan bertemu lebih dari 200 pemuda dari gerakan Scholas Occurrentes di Grha Pemuda, Katedral Jakarta. Scholas Occurentes sendiri merupakan gerakan pemuda yang diinisasi langsung oleh Paus Fransiskus, ketika ia masih menjabat sebagai Uskup Agung Buenos Aires di Argentina.

  • 5 September 2024

Pada 5 September, Paus memulai kegiatannya dengan bertemu tokoh antar agama di Masjid Istiqlal. Pada momen ini, Paus Fransiskus akan menandatangani dokumen perdamaian bertajuk "Deklarasi Bersama Istiqlal 2024" bersama Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar. Kemudian, Paus bertolak menuju kantor pusat KWI untuk bertemu dengan para penerima manfaat organisasi amal.

Sebagai puncak dari lawatannya di Indonesia, Paus Fransiskus akan memimpin Misa Kudus yang akan diselenggarakan di dua stadion di kawasan Gelora Bung Karno, yaitu Stadion Utama dan Stadion Madya. Jonan menyampaikan bahwa diperkirakan akan ada lebih dari 80.000 umat yang akan mengikuti perayaan Ekaristi dengan Paus.

Dari kalangan klerus, akan ada sekitar 60 klerus yang juga akan turut hadir. Ke-60 klerus tersebut terdiri dari dua kardinal dari Vatikan, tiga uskup dari Vatikan, sepuluh uskup dari negara-negara di Asia, satu uskup dari Australia dan 44 uskup dari seluruh Indonesia.

Jonan menjelaskan, meskipun antusiasme umat Katolik sangat tinggi dalam mengikuti Misa bersama Paus, hanya umat yang terdaftar sajalah yang dapat secara langsung merayakan Ekaristi dengan Paus Fransiskus. Ia menambahkan, bagi umat yang belum berkesempatan mengikuti Misa bersama Paus, disarankan untuk mengikuti Misa secara live-streaming atau mengikuti misa yang diadakan di paroki masing-masing.

Kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia akan diakhiri dengan upacara keberangkatan dari Bandar Udara Soekarno-Hatta menuju ke Port Moresby, Papua Nugini pada 6 September 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun