Dayu mengatakan, di lingkungan sekitar Pinjam Pustaka, masyarakat, terutama anak-anak, sangat gemar datang ke rumah baca. Tak jarang, para orangtua ikut serta ke taman baca. Bahkan orangtua di sekitar taman baca sudah mengetahui jika siang hari, anak-anak tidak di rumah, tandanya sedang di taman baca Pinjam Pustaka. Rasa penasaran dan keingintahuan anak-anak terkait taman baca, buku dan pendidikan cukup besar.
Meski begitu, saat ini rumah baca, taman baca, perpustakaan komunitas di Papua terus membutuhkan buku-buku bacaan anak, termasuk ragam bacaan anak kontekstual Papua, mulai dari keindahan alam hingga kekayaan budaya.
Tingginya minat anak-anak mengunjungi rumah baca, taman baca perlu kita dukung dengan membantu rumah baca, taman baca melengkapi koleksi buku bacaan anak-anaknya, sehingga kebutuhan beragam bacaan anak-anak terpenuhi.
Kamu ingin turut berpartisipasi membantu Kompasianer Dayu Rifanto untuk berbagi buku untuk anak-anak di Papua? Klik link berikut ini untuk berkontribusi.
Kini, yang menjadi pertanyaan, perlukah pendidikan nonformal atau pendidikan masyarakat, salah satunya seperti taman baca yang digagas oleh Kompasianer Dayu, semakin diperkuat dan dikedepankan? Sejauh mana pendidikan nonformal dapat melengkapi demi memberikan pendidikan yang utuh bagi anak-anak? Lalu bagaimana sekiranya pendidikan formal perlu berbenah?
Nah, Kompasianer Dayu Rifanto menantang sekaligus mengajak para Kompasianer untuk berbagi opini hingga pengalaman terkait hal ini dalam program Topik Pilihan Kolaborasi Kompasiana.
Karena itu, yuk ikutan tantangan dan ajakan dari Kompasianer Dayu Rifanto ini. Sembari kamu menyiapkan ide tulisanmu, pantau terus ya pengumuman program ini. Hanya di Kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H