Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Belajar bareng Adira Finance Atur Budget di Tengah Orang-orang FOMO

24 Mei 2024   23:33 Diperbarui: 24 Mei 2024   23:34 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seru-seruan bareng di KETEMU bersama Mama Ber.uang dan sahabat Adira Finance. (Foto: Hesty/KOMPASIANA)

Perlu kita akui, saat ini fenomena FOMO atau Fear of Missing Out adalah perasaan yang banyak dialami generasi muda.

Perasaan tidak ingin tertinggal tren terbaru dari media sosial membuat ini jadi tren di banyak kalangan. Sehingga dengan kondisi ini menyebabkan seseorang melakukan tindakan kompulsif untuk menyusul ketertinggalannya.

Banyak pertanyaan yang perlu dijawab guna mengurangi FOMO agar memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

Adira Finance bersama Kompasiana coba menjembatani itu lewat program "KETEMU: Ngobrolin Finansial" pada Jumat (24/05/2024) di TERASA CAFE, Jakarta Pusat.

Pada kesempatan tersebut, hadir pula Indra Meyman Harefa, Head of Regional Non Auto Business Adira Finance menerangkan dampak terbesar pada FOMO yakni masalah peminjaman.

"Kita semestinya bisa mengatur sesuatu yang tidak konsumtif," ungkapnya.

Pun, masalah peminjaman bukannya tidak diperbolehkan tetapi mesti didukung kemampuan.

"Bukan berarti pinjaman dihindari tapi mesti tepat karena kemampuan," lanjut Indra Meyman Harefa.

Untuk mempertegas itu Dwi Nopianto, AXI Adira Finance menjelaskan sebenarnya tidak ada barang mahal asalkan mampu dalam mendapatkannya.

"Barang itu tidak ada yang mahal asal ada uangnya," kata Dwi Nopianto.

Oleh karena itu, agar kita tidak lagi terjebak FOMO mesti kita tahu bahwa barang yang dibeli mesti berdasarkan fungsi bukan gensi.

Kita sendiri, lanjutnya, yang akhirnya memutuskan mana barang yang sebenarnya kita butuhkan bukan orang lain.

Lantas untuk mencapai tujuan finansial, ada baiknya mengatur keuangan secara cermat.

Ada beragam metode, tetapi Ayu Sara Herlia, Financial Literacy Specialist, Founder @mamaber.uang mencontohkan keuntungan menabung.

"Jadi gini bukan seberapa besar pendapatan kita, tetapi seberapa besar gaji kita untuk ditabung," lanjutnya.

Pertama-tama, kata Ayu, buat serinci mungkin semua pengeluaran dalam sebulan. Jika sudah, kita jadi tahu mana dan dari mana uang yang kita tabungkan selama sebulan.

Namun, ada hal menarik yang bisa diambil dari Ayu yakni daripada mengurangi pengurangan, lebih baik menambah pendapatan.

"Ada banyak cara, asal kita tidak mager aja menjalaninya," kata Ayu Sara Herlia.

Terakhir, kalau selama ini kita sulit menabung, Ayu juga memberi tips ketika mengatur budget, tambahkan poin biaya tak terduga.

"Sisihkan saja berapapun biaya tak terduga per bulannya, nanti kalau memang tak terpakai dana tersebut bisa masuk dalam tabungan," lanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun