Kompasianer, dalam usia yang tidak muda lagi, adakah kendala yang kerap kamu alami saat menjalani ibadah puasa? Apakah kamu kebingungan mengatur waktu minum obat yang berubah saat bulan puasa? Lalu bagaimana caranya kamu beradaptasi?
Kompasiana kali ini berkolaborasi dengan seorang Kompasianer yang memiliki spesialisasi kesehatan penyakit dalam yang berfokus pada lansia, dr. Meldy Muzada Elfa Sp. PD, FINASIM, dalam program "Topik Pilihan Kolaborasi Ramadan Bareng Pakar".
Ramadan Bareng Pakar adalah program kolaborasi dengan Kompasianer pakar. Di sini, kamu bisa berkonsultasi ke pakar melalui fitur "Tanya Pakar" dan mengikuti tantangan menulis tentang isu yang diangkat oleh pakar melalui "Topik Pilihan Kolaborasi"Â ini.
Menurut Badan Kesehatan Dunia atau WHO, seseorang dikatakan lansia adalah bila berada di atas usia 60 tahun.
WHO juga mengelompokkan lansia berdasarkan tiga kelompok. Pertama, usia lanjut yang berusia 60 hingga 74 tahun. Kedua, usia tua yang berusia 75 hingga 90 tahun. Dan ketiga usia sangat tua atau berusia di atas 90 tahun.
dr. Meldy mengatakan problem lansia yang sering dialami saat berpuasa adalah pola makan. Sebab lansia kalau berbuka puasa terlalu banyak justru akan membuat gangguan pencernaan.
"Saya nanti akan berikan masukan mengenai diet yang tepat untuk lansia, seperti menu sahur dan berbuka. Karena lansia berbeda dengan kita. Saya juga akan memberikan beberapa rekomendasi bagaimana meminum obat-obatan darurat tanpa harus membatalkan puasa." katanya.
Kemudian dr. Meldy memberikan beberapa tips untuk kita agar saat menjalani saat puasa tidak mudah merasa haus.
Pertama, disarankan olehnya, tidak mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung kafein saat sahur.
"Kafein itu sifatnya diuretic. Diuretic itu artinya mengeluarkan cairan, sehingga jika kita sahur minum kopi, misalnya, maka jam 9 atau jam 10 pagi kita akan sering kencing. Nah, kalau kita sering kencing itu akan menyebabkan cairan (dalam tubuh) itu akan cepat berkurang," ungkapnya.