Karena itu ia menyarankan untuk kita mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi cairan, seperti buah semangka atau melon saat menutup sahur.
Bahkan, dikatakannya, mengonsumsi buah-buahan saat menutup sahur lebih baik, ketimbang hanya meminum air putih dalam jumlah banyak.
"Kalau minum air putih terlalu banyak tubuh akan menganggap kelebihan cairan, jadi dia akan membuang cairan itu lebih banyak, kita akan banyak kencing juga. Tapi kalau buah-buahan itu dia tertahan dulu di saluran cerna dan diserap. Sehingga kadar cairan di dalam tubuh itu akan bertahan dengan baik. " jelasnya.
Selain soal makanan, dr. Meldy juga bisa menyarankan ketika beraktivitas di luar ruangan sebisa mungkin menggunakan pelindung yang menghalangi paparan langsung sinar matahari, seperti payung atau sunscreen.
Selain soal sahur, pembahasan mengenai berbuka puasa juga tak kalah penting, terutama terkait anggapan mengenai berbuka dengan yang manis.
dr. Meldy meluruskan anggapan tersebut. Dijelaskannya, berbuka dengan yang manis itu adalah dengan mengonsumsi makanan dengan tinggi kalori, bukan dengan tinggi gula.
Menurutnya, prinsip dari ilmu kedokteran adalah ketika menjelang berbuka puasa umumnya gula darah seseorang mulai mengalami penurunan, terlebih setelah aktivitas seharian.
Karenanya, ketika berbuka puasa dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang memiliki kandungan-kandungan berkalori.
Tujuannya tak lain adalah kembali memenuhi kebutuhan kalori bagi tubuh.
"Jadi inti prinsip berbuka dengan yang manis itu bukan dengan makanan yang manis-manis, tetapi intinya adalah makanan yang sederhana, kalori cukup baik, meresap dengan baik, sehingga nanti mengembalikan kalori dengan cepat. Jadi jangan disalahartikan dengan yang tinggi gula," ungkapnya.
Yang kerap dialami banyak orang yang berbuka puasa adalah mengantuk sesaat setelah berbuka.