Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kompasiana X Novrita Savitri: Hidup Tak Cukup dengan Sederhana, Perlu Juga Rencana

26 Januari 2024   19:56 Diperbarui: 27 Januari 2024   02:12 1274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tabungan adalah dana yang tidak boleh diutak-atik untuk sebuah tujuan tertentu. Sementara dana darurat adalah dana yang tidak bisa utak-atik kecuali dalam keadaan darurat seperti sakit.

Kemudian dana darurat juga ini punya nilai ideal tertentu untuk dimiliki seseorang.

Sebagai gambaran, apabila kita adalah karyawan swasta setidaknya kita memiliki dana enam kali lipat dari biaya pokok sehari-hari per bulan. Contohnya, jika biaya sehari-hari kita Rp 10 juta per bulan, maka kita butuh Rp 60 juta dalam dana darurat kita.

Akan bedanya jika kita adalah wiraswasta. Maka, membutuhkan dana 12 kali lipat dari biaya sehari-sehari kita dalam sebulan. Kenapa?

"Seorang wiraswasta risikonya akan lebih besar. Usahanya mungkin akan untung, atau rugi. Jadi biaya daruratnya juga harus lebih besar," kata Novrita.

Selain tabungan dan dana darurat, yang tidak boleh diabaikan adalah dana pensiun atau dana masa depan mulai dari sekarang.

Cara menghitungnya pun berbeda dengan dana-dana sebelumnya. Katakanlah kita memiliki pengeluaran biaya pokok Rp 10 juta per bulan, maka biaya itu dikali 12 (bulan). Hasilnya adalah Rp 120 juta.

Kemudian tentukan di usia berapa kita ingin penisun dan selisihkan dengan usia harapan hidup. Misal, kita ingin pensiun di usia 55 tahun dan usia harapan hidup adalah 75 tahun. Maka dana yang harus disiapkan adalah Rp 120 juta dikalikan 20 tahun (selisih usia harapan hidup dan usia saat pensiun). Maka hasilnya adalah Rp 2,4 miliar.

Jangan lupakan juga memperhitungkan inflasi yang terjadi di kemudian hari. Sebagai catatan dalam dua dekade terakhir inflasi di Indonesia adalah 5 hingga 5,5 persen.

Memang angka tersebut terlihat besar, dan seakan menjadi beban. Namun, Novrita menyebut bahwa ada cara yang bisa digunakan untuk mencapai nilai tersebut, yakni berinvestasi. Dengan investasi kita membantu untuk mencapai target dana pensiun. Investasinya pun bisa beragam bisa reksadana, saham, emas, ataupun properti.

Pada kesimpulannya, dengan menerapkan gaya hidup sederhana dengan terencana menjadi penting untuk diterapkan mulai hari ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun