Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

"Kuliah" Pariwisata 2 SKS Bareng Kompasianer Yustisia Kristiana

16 Desember 2023   14:39 Diperbarui: 16 Desember 2023   21:26 806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar hasil olahan Kompasiana (dok. KOMPAS.com & Yustisia Kristiana)

Dia mengungkapkan, bahwa kekhawatiran orang tua turut berkontribusi terkait hal itu. Wajar saja, orang tua pasti sangat khawatir soal masa depan anaknya, terlebih jika peristiwa semacam Covid-19, yang mengharuskan adanya pembatasan pergerakan masyarakat, kembali terulang.

"Berbeda misalnya kalau krisis ekonomi, masih ada orang yang jalan-jalan (liburan). Tapi kalau terkait pembatasan perjalanan, kita tidak bisa melakukan apa-apa. Jadi melihat itu orang tua mungkin berpikir, kalau terjadi sesuatu maka pariwisata yang paling besar kena dampaknya," katanya.

"Jadi kami ingin kembali seperti sebelum pandemi lagi, kami masih berjuang," imbuhnya.

Perjuangan tersebut mudah-mudahan akan seturut dengan perkembangan sektor pariwisata dalam dua tahun terakhir ini, yang mungkin bisa dikatakan telah bangkit usai diterpa Covid-19, meski belum sepenuhnya pulih.

Pariwisata Berkelanjutan dan Peran Penting Masyarakat Lokal

Perlahan namun pasti kunjungan wisatawan secara internasional mengalami peningkatan. Sebagaimana data UNWTO, kondisi tersebut berangsur membaik, terutama pada paruh 2021, di mana saat itu vaksin-vaksin mulai terdistribusi ke berbagai negara dan dibukanya pembatasan secara perlahan.

Hal tersebut juga terjadi di Indonesia. Geliat pariwisata di Indonesia mulai terlihat bangkit pada 2022.

Dikutip dari KOMPAS.id, jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia perlahan meningkat. Dalam periode Januari-November, jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia sudah mencapai 4,58 juta orang, naik 228,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021.

Kendati demikian, pariwisata di Indonesia belum sepenuhnya pulih. Dikatakan Yustisia hal tersebut lantaran beberapa properti dari sektor pariwisata masih ada yang kesulitan untuk kembali seperti sebelum pandemi Covid-19.

"Memang butuh pelan-pelan. Karena diakui juga oleh kami jumlah akomodasi tidak semuanya langsung bisa normal. Ada properti-properti yang tidak bisa dioperasionalkan. Karena tutup cukup lama jadi mereka tidak bisa cepat-cepat beroperasi kembali," sebutnya.

Tak kalah penting adalah mengenai pariwisata berkelanjutan. Kita pasti sudah seringkali mendengar mengenai satu ini. Namun, bagaimana ini diterjemahkan dan diimplementasikan menjadi sebuah tantangan tersendiri.

Pariwisata berkelanjutan, secara sederhana, tak lain adalah untuk meminimalkan dampak negatif pariwisata terhadap masyarakat lokal dan lingkungan. Ada istilah "semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun