Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Remco Vermeulen, Peneliti Warisan Budaya Kolonial yang Doyan Tahu Telor

21 November 2023   18:34 Diperbarui: 29 November 2023   07:15 1746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"It's very important to tell story."

Menyampaikan kisah. Itulah alasan utama yang membuat Remco Vermeulen memilih Indonesia sebagai objek penelitian dalam rangka studi doktoralnya di Universitas Erasmus, di Rotterdam, Belanda.

Remco mengagumi geliat revitalisasi di Indonesia. Menurutnya, bangunan dan ruang sejarah dari era kolonial kini banyak direnovasi. Beberapa di antaranya bahkan seolah memiliki "napas" baru dan menjelma pusat-pusat hangout bagi anak muda. Misalnya: Kota Tua Jakarta, bekas Gedung Filateli yang kini menjadi Pos Bloc, dan Benteng Vredeburg di Jogja yang kerap menjadi venue kegiatan komunitas.

"Saya sangat tertarik dengan perkembangan ini semua: mengapa banyak anak muda datang ke tempat-tempat ini? Mengapa mereka nongkrong di sana? Apakah tempat ini, yang mengandung sejarah peninggalan Belanda pada era kolonial, penting bagi mereka?" tanya Remco.

Memang, ketertarikan Remco juga didasari oleh fakta sejarah bahwa Belanda dan Indonesia memiliki pertalian yang erat dan lama sejak masa kolonial.

Selain itu, dalam diri Remco juga mengalir darah Indonesia, dari kakeknya yang sempat tinggal di Surabaya. Tak heran, makanan Indonesia kegemaran Remco adalah tahu telor Jawa Timuran!

Remco menyadari histori penjajahan oleh Belanda cenderung menyisakan kesan buruk dalam benak masyarakat Indonesia. Akan tetapi, situs-situs bersejarah yang tertinggal dapat menjadi pembelajaran. Mereka mungkin dapat menuturkan cerita, apabila diberi kesempatan.

Beberapa peninggalan seperti bekas Istana Gubernur Jenderal mungkin salah satu yang bernasib baik karena bisa dimanfaatkan secara konsisten sebagai kantor lantaran lokasinya di dalam komplek Kementerian Keuangan. Gedung itu, sekarang Bernama AA Maramis.

Demikian pula Lapangan Waterloo yang kini Bernama Lapangan Banteng kini bersolek cantik dan menjadi penyejuk bagi para pengunjung Istiqlal dan Katedral.

Tetapi bagaimana dengan benteng-benteng tua di luar kota, penjara-penjara, sungai-sungai, stasiun, rumah-rumah keturunan Tionghoa dan India, dan lainnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun