Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ada Apa dengan (Diskriminasi) Pembatasan Usia?

14 Oktober 2023   12:54 Diperbarui: 14 Oktober 2023   12:57 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dinamika kerja lintas usia. (Dok. Shutterstock via kompas.com)

Jika tua dan muda itu sekadar angka, maka semestinya tidak ada lagi diskriminasi yang disematkan pada orang tua yang kenyang pengalaman dan anak muda tidak tahu apa-apa.

Akan tetapi itu pada akhirnya tetap terjadi: baik itu berupa streotipe maupun bentuk diskriminasi yang didasari pada usia. Ageisme, begitu istilahnya.

Hal terburuk bila itu terus terjadi dan dilakukan pembiaran hanya akan membuat batas yang besar antargenerasi untuk tetap berkarya; lebih dari itu dapat mengubah cara kita memandang diri sendiri.

Praktik ini sering terjadi di sekitar kita, nyatanya kita kerap tidak menyadarinya.

Lantas, bagaimana Kompasianer melihat fenomena ageisme ini? Berikut beberapa konten yang coba kita bahas terkait topik berikut!

1. Benarkah Gen Z adalah Generasi yang Kesepian dan Tak Memiliki Sahabat?

Kompasianer Merza Gamal coba membahas bagaimana Gen Z berteman, faktor-faktor yang memengaruhi hubungan sosial mereka, hingga langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi kesepian.

Semisal, ini terlihat ketika Gen Z siap untuk terhubung dan mengatasi kesepian dengan menjadi sukarelawan.

"Menjadi sukarelawan untuk dapat membantu mereka merasa lebih terhubung dengan masyarakat," tulis Kompasianer Merza Gamal.

Lebih dari itu, ternyata Gen Z ini merupakan pionir dalam mengeksplorasi cara-cara baru untuk menjalin hubungan sosial yang lebih bermakna. (Baca selengkapnya)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun