"Trial and error (dalam mendidik anak) itu kan capek, ya. Tapi kalau (orangtua) ada pengetahuannya, maka setengah beban itu sudah teratasi."
Saat Kompasiana temui, Kompasianer Fery Farhati bercerita tentang peluncuran buku terbarunya. Judulnya "Cerita Lego". Buku anak ini berkisah tentang Lego, kucing difabel kesayangan Fery sekeluarga. "Cerita Lego" menjadi medium bagi Fery menuturkan edukasi seputar parenting dan keluarga.
Kepedulian Fery terhadap pendidikan orangtua dan anak usia dini tidak sekonyong-konyong muncul. Lahir di Kuningan dalam keluarga pedagang, orangtua Fery selalu mendukung keempat anaknya bersekolah tinggi. Karena itulah, meski di kotanya saat itu belum ada toko buku, keluarganya selalu berlangganan ragam majalah. Mulai dari majalah anak Bobo, sampai majalah remaja/dewasa seperti Hai dan Femina.
Fery muda selalu menyimpan kekaguman terhadap tantenya yang berkuliah di Psikologi UGM. Oleh karenanya, tak perlu pikir panjang bagi Fery untuk memutuskan menempuh studi yang sama. Psikologi di UGM. Kampus yang mempertemukannya dengan Anies Baswedan.
Fery dan Anies menikah tak lama setelah keduanya lulus dari UGM. Selepas itu, Fery harus menemani suaminya melanjutkan studi di Amerika Serikat. Di sanalah Fery mengurus anak pertamanya dalam kondisi jauh dari keluarga. Layaknya orangtua baru pada umumnya, Fery mengaku sempat merasa kebingungan.
"Saya sendiri ngurusin anak pertama. Ngga ada support system, ngga ada tempat bertanya juga," kata Fery. "Tapi kebetulan di sana ada sekolah education (untuk orangtua) dan saya ikut. Itu pengalaman luar biasa buat saya."
Di kelas tersebut, ia mempelajari banyak hal tentang menjadi orangtua. Mulai dari seluk-beluk pertumbuhan anak, cara berkomunikasi, disiplin positif, dan keterampilan lainnya. Bahkan tempat tersebut menyediakan jasa penitipan anak, sehingga Fery dapat leluasa mengikuti kelas dengan tenang.
Merasa sangat terbantu dan terkesan dengan kelas tersebut, Fery pun memberanikan diri bertanya kepada pengajar, "Bagaimana caranya, jika saya ingin menjadi seperti Anda?"
Pertanyaan itulah yang lantas mengantarkannya menempuh pendidikan master Ilmu Keluarga dan Anak Terapan di Northern Illinois University AS pada tahun 2002.
Sejak itu, Fery yakin bahwa orangtua perlu memiliki bekal pengetahuan dalam mendidik anak. Keterampilan ini tak hanya bermanfaat bagi anak, tetapi juga akan memudahkan orangtua. Meminimalkan trial & error dalam mendidik anak.