Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Resign demi Hindari Stasiun Manggarai hingga Dampak Medsos terhadap Keharmonisan Rumah Tangga

21 Februari 2023   11:29 Diperbarui: 21 Februari 2023   11:37 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Resign merupakan hal yang biasa terjadi di dalam dunia kerja, biasanya karyawan yang memutuskan untuk resign karena berbagai alasan, seperti tidak adanya jenjang karir, tawaran pekerjaan baru, atau fokus terhadap keluarga hingga studi.

Namun, bagaimana jadinya jika karyawan resign karena ingin menghindari transit di Stasiun Manggarai?

Selain membahas mengenai alasan karyawan resign gara-gara Stasiun Manggarai, berikut Kompasiana telah merangkum artikel infinite menarik lainnya dari hukuman mati di Indonesia hingga media sosial dapat memengaruhi keharmonisan rumah tangga.

1. Wajarkah Resign Kerja demi Menghindari Transit Stasiun Manggarai?

Suasana Stasiun Manggarai di jam sibuk(Kompasianer Widikurniawan)
Suasana Stasiun Manggarai di jam sibuk(Kompasianer Widikurniawan)

Beberapa hari yang lalu, berseliweran kabar viral di media sosial yang menyebutkan bahwa seorang karyawan dikabarkan memilih resign dari tempatnya bekerja karena tidak ingin jadi "gila" jika setiap hari harus transit KRL di Stasiun Manggarai.

Banyak netizen yang menanggapi cerita viral mengenai keputusan karyawan tersebut dengan menanyakan kenapa tidak mengambil alternatif lainnya untuk menghindari transit di Stasiun Manggarai, misalnya dengan menggunakan ojek online dan turun di stasiun sebelum Manggarai. (Baca selengkapnya)

2. Bagaimana Konten di Medsos Memengaruhi Keharmonisan Rumah Tangga?

Konten di media sosial meningkatkan insecure (freepik/garetsvisual)
Konten di media sosial meningkatkan insecure (freepik/garetsvisual)

Disadari atau tidak, banyak para istri yang memiliki kadar was-was dan ketakutan meningkat sejak adanya beragam konten tentang rumah tangga di media sosial.

Mereka merasa ketakutan dan dihantui kecurigaan terhadap pasangannya. Dan isi konten yang paling mengintervensi adalah yang berbau perselingkuhan.

Meski demikian, ada beberapa hal yang dapat diperhatikan tentang bagaimana menyikapi konten-konten di media sosial, terutama bagi keharmonisan rumah tangga. (Baca selengkapnya)

3. Simak 4 Tips Sebelum Memilih Asuransi Kendaraan Bermotor

Pahami perbedaan asuransi mobil all risk dan TLO.(Dok. AUKSI)
Pahami perbedaan asuransi mobil all risk dan TLO.(Dok. AUKSI)

Asuransi kendaraan bermotor merupakan aset yang wajib dipertimbangkan bagi pemilik kendaraan dikarenakan dapat membantu melindungi kendaraan Anda dari dari risiko kecelakaan hingga kehilangan. 

Namun sayangnya, saat ini masih ada pengguna kendaraan yang tidak menggunakan asuransi karena berbagai alasan, mulai dari biaya yang mahal hingga ketidakpahaman bagaimana cara mengurus asuransi kendaraan bermotor. 

Berikut ini adalah 4 tips yang dapat dilakukan pengguna kendaran bermotor baik roda empat maupun dua dalam memilih asuransi kendaraan yang terbaik dengan premi terjangkau. (Baca selengkapnya)

4. Atap Rumah Bocor Saat Musim Hujan, Begini Cara Mengatasinya

Ilustrasi atap rumah bocor(SHUTTERSTOCK/VOLKOVSLAVA)
Ilustrasi atap rumah bocor(SHUTTERSTOCK/VOLKOVSLAVA)

Atap rumah bocor merupakan masalah yang kerap kali terjadi saat msuim hujan tiba. Ada berbagai cara untuk menanggulangi masalah ini yang tergantung jenis dan bentuk atapnya. (Simak selengkapnya)

5. Penerapan Hukuman Mati di Indonesia, Masihkah Relevan? 

Ilustrasi hukuman mati di Indonesia (Sumber: shutterstock)
Ilustrasi hukuman mati di Indonesia (Sumber: shutterstock)

Di Indonesia, vonis hukuman mati masih menuai pro kontra. Setiap kali kasus kejahatan luar biasa, masyarakat cenderung menuntut pelaku dihukum seberatnya-beratnya dengan hukuman mati. Sebagian orang beranggapan, hukuman mati diperlukan sebagai cara terampuh untuk menghentikan kejahatan.

Sementara itu, sebagian kalangan berpendapat, hukuman mati bukanlah cara efektif untuk mengatasi kejahatan. Pendapat ini sejatinya dibuktikan sejumlah riset yang menunjukkan kelemahan hukuman mati. (Baca selengkapnya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun