Perilaku "Hustle Culture" hingga Seni Menjawab Nyinyiran

Saat bekerja sudah jadi rutinitas, kadang kita sampai tidak tahu bagaimana cara berhenti --walau sekadar istirahat.

Rutinitas yang kerap diulang terus-menerus itulah yang akhirnya kita bisa saja memasukan "pekerjaan" dalam kehidupan kita sehari-hari.

Namun, ada yang kita perhatikan juga dalam bekerja, seperti ada dalam kondisi hustle culture.

Hustle culture adalah kondisi yang terjadi karena seseorang memiliki motivasi untuk bekerja melebihi batas waktu demi meraih kesuksesan.

Selain pembahasan mengenai berlebihannya motivasi dalam bekerja, masih ada konten terpopuler dan menarik di Kompasiana: dari Jonatan Christie menjawab nyinyiran netizen hingga etika menyampaikan pendapat.

1. Waspada Perilaku Hustle Culture saat Bekerja

ilustrasi Bekerja juga butuh keseimbangan (ilustrasi foto: pixabay.com/tumisu)

Dampak buruk dari perilaku hustle culture adalah burnout (stres berat), kelelahan, hingga yang terberat bisa menyebabkan kematian.

Ada faktor tuntutan secara eksternal, jadi seakan ia tak punya pilihan lain untuk terus bekerja. Bagaimana mengantisipasi hustle culture ini? (Baca selengkapnya) 

2. Jonatan Christie dan Seni Menjawab Nyinyiran

Jonatan Christie merayakan kemenanga atas tunggal putra China, Li Shifeng final Piala Thomas 2020. (Foto: Antara/Ritzau Scanpix via Kompas.com)

Sukses membawa Indonesia meraih Piala Thomas 2020, Jonatan Christie memberikan pelajaran tentang seni menjawab kritikan dan nyinyiran. (Baca selengkapnya)

3. Mengamati Perang Pangan AS dan Barat terhadap Dunia Ketiga dan Tiongkok

Ilustrasi perang pangan AS dengan China. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

AS dan Dunia Barat lainnya kini menghadapi perang pangan dengan negara-negara dunia ketiga dan Tiongkok. Apa penyebab dan dampaknya?

Akan tetapi, adakah pembelajaran bagi kita sebagai negara yang sedang berkembangan ini? (Baca selengkapnya)

4. Etika Menyampaikan Pendapat agar Dihargai oleh Orang Lain

Ilustrasi diskusi menyampaikan pendapat | Sumber: shutterstock

Saat seseorang bersiteguh pada pendapatnya sendiri, pernahkah terpikir kalau pendapat kita justru keliru?

Apabila Anda ingin dapat dipercaya dan dihargai, maka haruslah mempelajari bagaimana menguatkan pendapat dengan data-data yang akurat. (Baca selengkapnya)

5. Inilah 5 Alasan Google Docs Lebih Baik daripada Microsoft Word

Ilustrasi Google Docs. (Tangkapan layar/Dok. Pribadi Firdaus Deni)

Mengapa google docs lebih baik daripada Microsoft word? Berikut penjelasannya, seperti: tidak perlu beli lisensi microsoft word. (Baca selengkapnya)