Ingin tau penjelasan selengkapnya? (Baca selengkapnya)
2. Gaya Hidup "Childfree" Menjadi Primadona Masyarakat Perkotaan
Mirip dengan artikel sebelumnya yang melihat fenomena childfree dari perspektif masyarakat modern, Kompasianer Frederikus Suri menceritakan perbincangan dirinya dengan seorang rekan kerja yang memutuskan untuk hidup tanpa anak.
Dari percakapan nya tersebut dapat dikatakan bahwa ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk mengambil keputusan tidak memiliki anak. Karir, keturunan, dan gaya hidup individualis merupakan beberapa faktor utama yang menjadi alasan sobat Frederikus untuk menjalani hidup tanpa anak.
Faktor-faktor tersebut lebih umum untuk ditemui di dalam masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Ternyata ditemukan banyak korelasi antara variabel perkotaan besar dengan fenomena childfree yang membuat masyarakat perkotaan lebih cenderung untuk tidak memiliki anak.Â
Artikel ini menceritakan secara detil berbagai pertimbangan yang dipikirkan oleh seseorang, terlebih mereka yang tinggal di daerah perkotaan dalam memutuskan arah hidup mereka. (Baca selengkapnya)
3. Tren dan Stigma Gaya Hidup Childfree
Menurut Kompasianer Cak Udin, hidup tanpa anak atau childfree bukanlah sebuah fenomena baru dalam kehidupan manusia. Alih-alih, ini adalah adalah sebuah hal yang lumrah dan biasa, terlebih di luar negeri.
Dalam artikelnya, Cak Udin sempat melampirkan pertanyaan menarik yang dilontarkan oleh anaknya. Pertanyaan tersebut adalah: "Bagaimana, atau apa yang akan seseorang lakukan jika seseorang sudah terlanjur memiliki anak, lalu kemudian hari memutuskan untuk hidup Childfree?"
Pertanyaan yang dilontarkan oleh anak dari sang penulis merupakan sebuah pertanyaan menarik yang patut menjadi bahan perbincangan dalam diskusi fenomena childfree ini.
Ingin tahu jawaban dari pertanyaan tersebut? (Baca selengkapnya)