Istilah childfree sempat ramai menjadi perbincangan di berbagai media sosial. Mulanya adalah keputusan selebgram Gita Savitri dan suami untuk tidak memiliki anak.
Keputusan untuk tidak memiliki anak dilatarbelakangi oleh barbagai faktor. Faktor-fakor tersebut mencakup berbagai hal, mulai dari karir, ekonomi, hingga percintaan.
Meskipun semua orang memiliki hak untuk mengambil keputusan dalam aspek memiliki anak demi mengakomodir prioritas mereka yang lain, masih banyak yang beranggapan bahwa keputusan untuk childfree adalah sebuah hal yang kontroversial karena tidak sesuai dengan norma, budaya, dan keyakinan.
Namun, bagaimana sebenarnya khalayak umum menaggapi isu childfree ini?
Berikut 3 konten Kompasiana yang dapat menambah perspektif kamu mengenai hidup childfree:
1. Childfree, demi Bulan Madu Seumur Hidup atau Moncernya Karir?
Dahulu kala, memiliki anak merupakan sebuah tuntutan bagi orang-orang yang sudah beranjak dewasa. Kompasianer Ritta Jannah beranggapan bahwa, dalam prosesnya, mengasuh anak  sangatlah menguras banyak tenaga. Selain itu, banyak juga hal yang perlu dikorbankan oleh orang tua demi mengasuh seorang anak.
Tidak sedikit orang yang memutuskan untuk memiliki anak tanpa mempertimbakan hal-hal seperti tingkat kerumitan, waktu yang harus diinvestasikan, dan finansial.
Bagi banyak orang, pengorbanan-pengorbanan tersebut tidak sepadan dengan benefit yang nantinya didapatkan. Sehingga muncul anggapan bahwa hidup childfree adalah sebuah model kehidupan yang lebih sesuai dengan kaidah modernitas.
Masalah modernitas juga memantik perubahan persepsi orang terkait memiliki anak. Semakin banyak orang menganggap memiliki anak adalah sebuah konsep kuno yang sudah tidak lagi relevan.