Untuk mengawali hari, mari kita tanyakan pada diri kita, sudahkah kita bersyukur hari ini dan selama ini?
Tidak bermaksud mendramatisir, namun rasanya hari-hari ini syukur kita lebih mudah diucapkan ketimbang dirasakan, terlebih dijalani.
Karenanya, berikut konten-konten yang sekiranya bisa membuat kita memaknai kembali apa sebenarnya rasa syukur itu.
Berikut konten-konten menarik dan populer di Kompasiana:
Ada yang Salah dengan Cara Kita Bersyukur
Jika kita membandingkan keadaaan diri kita dengan orang lain untuk bersyukur atau mengucapkan terima kasih (dan pujian) kepada Tuhan, apakah rasa syukur itu sungguh ungkapan tulus, satu perasaan yang sungguh-sungguh muncul karena merasakan berkat dan kebaikan Tuhan? Atau, jangan-jangan itu hanya upaya menghibur diri karena merasa diri atau keadaan kita "lebih baik" dari orang lain? (Baca selengkapnya)
Mereka Terpaksa Puasa di Tanggal Tua, Teori Mengelola Uang Masih Berguna?
Bila ada kerabatnya yang memberikan "ceramah" tentang pentingnya menabung, mungkin mereka akan tersenyum, tapi senyuman pahit.
Menceramahinya untuk berhemat pun perlu hati-hati, bila pada kenyataaanya mereka hanya makan dua kali sehari dengan lauk tempe dan sayur. (Baca selengkapnya)
Curhatan Wong Cilik: Pandemi Berlalu Es Campur Bang Rusli Semakin Laku