Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan Sepelekan Penampilan Interview Kerja, Menduakan Pekerjaan, Mengenal "Glossophobia"

14 Oktober 2021   03:53 Diperbarui: 15 Oktober 2021   09:39 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Multichannel Marketing (Sumber:Pexels/Mikael Blomkvist)

Jangan Sepelekan Penampilan Interview Kerja, Menduakan Pekerjaan, Mengenal "Glossophobia"

Penampilan tata rias hingga busana saat wawancara kerja tidak adalah hal yang tidak boleh disepelekan, selain bagaimana CV dan kemampuanmu dalam pekerjaan tentunya.

Pembahasan satu ini menjadi salah satu konten yang menarik perhatian pembaca di Kompasiana.

Selain itu, ada juga mengenai menduakan pekerjaan hingga mengenal apa itu glossophobia.

Berikut konten-konten menarik dan populer di Kompasiana:

Jangan Sepelekan Tata Rias dan Busana dalam Interview Kerja

Pentingnya memperhatikan tata rias dan busana sebelum interview | Sumber: Shutterstock via money.kompas.com
Pentingnya memperhatikan tata rias dan busana sebelum interview | Sumber: Shutterstock via money.kompas.com

Tidak ada salahnya kandidat juga memperhatikan keharuman diri. Hal yang paling dibenci saat meng-interview kandidat adalah ketika sadar si kandidat memiliki aroma tubuh menyengat dan tanpa menggunakan parfum.

Sejujurnya ini akan menjadi catatan buruk bagi si pelamar. (Baca selengkapnya)

Menduakan Pekerjaan, Alasan Gaji Kurang atau Kurang Bersyukur?

Ilustrasi pekerja yang kurang fokus pada pekerjaannya. Bisa jadi karena menduakan pekerjaannya| Foto: Thinkstockphotos.com/lifestyle.kompas.com
Ilustrasi pekerja yang kurang fokus pada pekerjaannya. Bisa jadi karena menduakan pekerjaannya| Foto: Thinkstockphotos.com/lifestyle.kompas.com

Sebenarnya, apa alasan yang mendorong orang lantas terpikir untuk menduakan pekerjaannya?

Alasan kebanyakan orang karena adalah penghasilannya yang kurang cukup, sehingga ingin menambahnya. Karenanya, mereka tergoda untuk mencari pekerjaan yang bisa memberi salary lebih dari cukup. Itu mungkin hal jamak yang pernah dilakukan banyak orang di dunia kerja.

Celakanya, ada banyak orang yang tergesa-gesa. Kurang sabaran. (Baca selengkapnya)

Baim Wong dan Sindrom Good Samaritan

hermitagemuseum.org
hermitagemuseum.org

Seakan menjadi Orang Samaria yang Baik Hati, dalam kanal Youtube-nya, khalayak bisa menonton kemurahan hati Baim menolong orang-orang kecil yang ditemuinya di jalanan. Tukang ojek, pedagang keliling, pemulung, penjaja makanan, kuli, dan sebagainya.

Pertunjukan semacam itu membentuk citra Baim sebagai "orang kaya yang murah hati". Disadari atau tidak, citra semacam itulah yang ditarget oleh seseorang yang terjangkit Sindrom Good Samaritan. (Baca selengkapnya)

Multichannel Marketing, Cara Jitu Menjaring Konsumen

Multichannel Marketing (Sumber:Pexels/Mikael Blomkvist)
Multichannel Marketing (Sumber:Pexels/Mikael Blomkvist)

Mengingat tingginya persaingan bisnis dan beragamnya saluran pemasaran maka seluruh departemen terkait yang ada dalam organisasi memiliki visi dan misi yang sama dalam menerapkan multichannel marketing. (Baca selengkapnya)

Mengenal "Glossophobia", Ketakutan yang Menyerang Diri ketika Akan Berbicara

Ilustrasi Glossophobia, perasaan cemas dan gugup saat berbicara di depan orang banyak. | Sumber: Shutterstock via Kompas.com
Ilustrasi Glossophobia, perasaan cemas dan gugup saat berbicara di depan orang banyak. | Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Ada yang sangat piawai dalam memainkan kata demi kata yang dikeluarkan dari mulutnya dan ada pula yang takut mengeluarkan kata tersebut ketika akan berbicara di depan umum dan ini dikenal dengan istilah glossophobia. (Baca selengkapnya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun