Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bagaimana Cara Menggubah Sikap Senioritas yang Superior di Kantor?

8 Oktober 2021   13:52 Diperbarui: 8 Oktober 2021   13:56 1074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi mengubah sikap senioritas yang superior di kantor (sumber: PEXELS/Fauxels)

Berada di lingkungan yang baru dengan orang-orang yang baru tentu akan membuat situasi yang menjadi. Apalagi, para junior yang baru saja bekerja.

Para junior di awal-awal bekerja mungkin akan sulit beradaptasi di lingkungan tempat ia bekerja. Disitulah tugas senior yang bertugas membantu para junior agar mudah beradaptasi di tempat kerja.

Tapi, banyak sekali kasus senioritas di kantor yang kurang baik. Para senior kadang menyalahgunakan pangkatnya untuk bertindak seenaknya dan bersikap superior.

Bahkan tidak jarang senioritas di kantor berujung pada kasus perundungan. Tentu ini bukan hal yang bagus bukan? Karena seharusnya para senior memberikan contoh dan menjadi panutan para juniornya.

Nyatanya senioritas bisa dimanfaatkan dengan hal yang lebih positif loh, serta bisa menjadi teladan untuk para junior di kantor.  Apa saja caranya? Simak ketiga artikel berikut ini:

1. Jangan Bertindak Konyol Ketika Kecewa Berat di Kantor

Ilustrasi bertindak hal yang tidak sewajarnya di kantor. (sumber: shutterstock via kompas.com)
Ilustrasi bertindak hal yang tidak sewajarnya di kantor. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Para senior yang dilangkahi junior bisa saja kecewa. Lalu, si senior mengeluarkan komentar yang bernada sakit hati dan menyerang pribadi si junior yang naik pangkat dan jabatan.

Kecewa yang mendalam dan berkepanjangan bisa berujung menjadi problem mental atau menderita stres. Jika stres tidak teratasi dengan baik, lama-lama juga berdampak negatif terhadap kesehatan secara fisik.

Sikap yang harus dihindari oleh karyawan yang kecewa berat adalah bertindak konyol yang mencerminkan ketidakdewasaan. Karena bertindak konyol demi kepuasan sesaat hanya akan merugikan diri sendiri. (Baca selengkapnya)

2. Dimensi Senioritas dalam Dunia Kerja

Ilustrasi tentang 4 dimensi senioritas dalam dunia kerja | Sumber: Pexels/Canva Studio
Ilustrasi tentang 4 dimensi senioritas dalam dunia kerja | Sumber: Pexels/Canva Studio
Konsep tentang senioritas itu bukan terletak pada lamanya waktu bekerja di sebuah perusahan, tetapi juga tidak terlepas dari tanggung jawab dan loyalitas kerja mereka.

"Senioritas mesti dibuktikan dengan pengalaman dan tanggung jawab; tentu bukan dengan menggunakan otoritas yang superior, yang mudah mengabaikan hormat, namun menghormati kesetaraan." kata Kompasianer Inosensius I. Sigaze.

Senioritas tidak menopang supremasi kekuasaan semata-mata, melainkan lebih pada menempatkan kerja nyata, hormat, dan menghargai yang lainnya.

Apa saja 4 dimensi penting terkait senioritas yang anti superioritas? (Baca selengkapnya)

3. Indikator Kunci, Pemimpin Gagal Menjadi Pendengar yang Baik

Ilustrasi pemimpin menjadi pendengar yang baik bagi bawahannya. Sumber: Thinkstockphotos via Kompas.com
Ilustrasi pemimpin menjadi pendengar yang baik bagi bawahannya. Sumber: Thinkstockphotos via Kompas.com

Salah satu sumber kegagalan seorang pemimpin datang dari kemampuan komunikasi yang dilakukan. Ketika seorang pemimpin gagal menjadi pendengar yang baik maka akibatnya bisa fatal bagi perusahaan.

Dalam kemampuan dan keterampilan berkomunikasi, unsur mendengarkan memegang peranan penting. Sebab tidak semua orang yang mendengarkan pesan pemimpin dapat diterima dan dipahami sama oleh pendengarnya.

Namun, banyak pemimpin mendengarkan begitu saja dan memusatkan waktu dan energi mereka untuk belajar bagaimana mengungkapkan dan menyampaikan gagasan mereka secara lebih efektif.

Berikut ini terdapat indikator dari 10 kunci untuk mendengarkan secara efektif dan menggambarkan beberapa cara untuk membedakan pendengar yang buruk dari yang baik. (Baca selengkapnya) | (IZM)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun