Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pelanggan Dahulu, Espresso Kemudian

16 September 2021   05:00 Diperbarui: 16 September 2021   21:50 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Foto oleh: cottonbro dari Pexels

Dua orang barista dikritik keras warganet di media sosial TikTok karena dianggap meledek pelanggan kedai kopi di tempatnya bekerja hanya karena salah pengucapan expresso, yang seharusnya espresso.

Lantas, sebenarnya apa espresso itu sendiri?

Menurut Kompasianer Deddy Huang espresso sendiri inti dari kopi. Minuman ini menjadi dasar dan pondasi sebelum kita menikmati jenis minuman kopi lainnya.

Espresso merupakan jenis kopi yang diseduh dengan menggunakan mesin khusus bernama mesin espresso. Biji kopi ini diekstrak dengan tekanan dari mesin tersebut.

Kemudian, air panas dari tekanan mesin akan dialirkan lewat biji kopi yang telah digiling halus. Kopi hitam kental pun akan mengalir dengan aroma yang tajam. (Selengkapnya bisa baca di sini)

Kembali soal tadi, tak sedikit warganet yang menilai tujuan dari barista itu sebenarnya bisa berbuah manis andai menggunakan kemasan dan komunikasi konten yang baik. Sebab, memang banyak peminum kopi yang kurang memahami kopi espresso beserta penyebutannya.

Nah, berikut konten-konten menarik di Kompasiana terkait bagaimana membangun hubungan dengan pelanggan:

Asyiknya Bersahabat dengan Pelanggan Setia

Ilustrasi | Foto oleh: Andrea Piacquadio dari Pexels
Ilustrasi | Foto oleh: Andrea Piacquadio dari Pexels

Hubungan pertemanan yang lahir dari hubungan bisnis amat diperlukan guna melancarkan bisnis.

Maka tak heran, seorang sales yang tidak tepo seliro, seenaknya berbicara, sesumbar hal bohong akan dijauhi pelanggan. Ya, keduanya harus membina semangat positif.

Jangan sampai ia menjadi customer churn, yaitu pelanggan yang kabur lalu berpindah ke lain hati. (Baca selengkapnya)

Cara Menghadapi Pelanggan yang Ribet

Ilustrasi | Foto oleh: cottonbro dari Pexels
Ilustrasi | Foto oleh: cottonbro dari Pexels

Pelanggan yang bercacat karakter, ribet, rewel, perlu mendapatkan didikan dari persona di sekelilingnya secara tidak langsung. Jadi, sebaiknya tak perlu dibenci.

Jauh di dalam lubuk hatinya, suatu saat akan sadar bahwa perangainya itu tak disukai. Demikian ia akan belajar dari pengalaman. (Baca selengkapnya)

Begini Jurus Melobi agar Calon Konsumen Mengatakan "Ya" atas Produk yang Anda Tawarkan!

Ilustrasi | Foto oleh: Lisa dari Pexels
Ilustrasi | Foto oleh: Lisa dari Pexels

Salah satu yang harus dikuasainya yang berdasar pada ilmu psikologi komunikasi adalah teknik melobi.

Melobi dalam konteks ini diartikan sebagai cara untuk meyakinkan calon sasaran atau konsumen agar dengan kesadarannya sendiri memutuskan untuk menerima ajakan atau tawaran Anda, sebagai pelobi.

Untuk ini, seorang tenaga pemasaran akan bertindak sebagai seorang pelobi. Ia mesti menerapkan jurus lobi dengan baik ketika berhadapan dengan sasaran. Caranya, ia mesti mengetahui siapa calon konsumen produknya. (Baca selengkapnya)

Strategi Jitu Membangun Customer Focus

Ilustrasi | Foto oleh: cottonbro dari Pexels
Ilustrasi | Foto oleh: cottonbro dari Pexels

Customer focus merupakan strategi fokus pada pelanggan dalam sebuah bisnis yang bertujuan menciptakan customer experience yang baik.

Jadi, budaya fokus pada pelanggan adalah budaya dimana sebuah perusahaan menempatkan diri sebagai solusi dari masalah customer ketimbang mengutamakan kepentingan bisnis.

Dalam menerapkan customer focus memiliki customer support dengan skill baik saja tidak cukup. (Baca selengkapnya)

Menyimak 6 Langkah "Marcom" untuk Meningkatkan Branding

Ilustrasi | Foto oleh: Kampus Production dari Pexels
Ilustrasi | Foto oleh: Kampus Production dari Pexels

Secara umum tidak sedikit perusahaan yang telah melakukan aktivitas promosi.

Tanpa promosi produk atau layanan tidak akan dikenal oleh masyarakat. Namun, aktivitas promosi saja tidak cukup jika perusahaan ingin berkelanjutan, maka diperlukan komunikasi pemasaran yang tepat.

Dengan melakukan komunikasi pemasaran akan tercipta komunikasi dua arah antara perusahaan dan pelanggan. Perusahaan akan mengetahui keinginan dan kebutuhan pelanggan. Selanjutnya akan menghasilkan produk yang disukai pelanggan. (Baca selengkapnya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun