Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ancaman ISIS-K, Pakistan dan China Coba Jinakkan Kelompok Taliban

1 September 2021   04:43 Diperbarui: 1 September 2021   04:44 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah setelah serangan drone AS di Kabul, Afghanistan, Minggu, 29 Agustus 2021. (Diolah Kompasiana dari sumber foto: AP PHOTO/KHWAJA TAWFIQ SEDIQI)

Abdul Basit, seorang rekan peneliti di S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS) di Singapura, menggambarkan hubungan antara Pakistan dan Taliban sebagai "perkawinan kenyamanan berdasarkan perbedaan taktis di Afghanistan". (Baca selengkapnya)

3. Tinggalkan Gaya Linier, Gunakan Lateral Thinking Membangun Kreativitas Karyawan

Ilustrasi karyawan Work From Home. (Sumber: Kompas.com)
Ilustrasi karyawan Work From Home. (Sumber: Kompas.com)

Di masa pandemi ini banyak perusahaan yang mencari cara untuk beradaptasi dengan situasi kerja yang mulai berubah.

Oleh karenanya, perusahaan pelan-pelan dapat mulai mengubah mindset para karyawannya dari gaya linear jadi gaya lateral thinking. (Baca selengkapnya)

4. Agar Tidak Menyesal, Perhatikan 3 Hal Ini Saat Negosiasi Gaji

Ilustrasi nego gaji saat wawancara kerja. Sumber: MangoStar Studio via Kompas.com
Ilustrasi nego gaji saat wawancara kerja. Sumber: MangoStar Studio via Kompas.com

Orang bekerja itu pasti ingin nyaman bukan? Makanya dari awal itu harus jelas (clear) semuanya. Jangan sampai ada yang mengganjal.

Sebelum masuk tahap negosiasi gaji, misalnya, perhatikan dulu beberapa hal berikut ini.

5. Jangan Ngomel jika Anak Menutup Telinga Saat Dikoreksi, Lakukan Hal Ini Saja!

Ilustrasi anak yang menutup telinganya saat dimarai orangtua. Sumber: Shutterstock via Kompas.com
Ilustrasi anak yang menutup telinganya saat dimarai orangtua. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Ketika sedang menasihati anak tetapi anak malah tertawa atau menutup telinganya, jangan malah langsung memarahinya. (Baca selengkapnya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun