Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak Sering Memegang Alat Kelamin dan Takut Vaksin, Begini Menyikapinya

28 Agustus 2021   04:20 Diperbarui: 28 Agustus 2021   04:22 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi vaksin anak. (Diolah kompasiana dari sumber SHUTTERSTOCK/Tatevosian Yana via kompas.com)

Kompasianer Mom Abel mengaku terkejut melihat kebiasaan buah hatinya yang kerap memegang dan memainkan alat kelamin.

Menurut dia, bahwa balita, terutama laki-laki, yang sering memainkan alat kelaminnya adalah wajar. Meski begitu, orangtua boleh membiarkannya saja.

Konten terkait hal tersebut menjadi salah satu konten yang menarik perhatian pembaca, selain itu ada juga mengenai peran orangtua mengetahui bakat anak sejak kecil hingga cara ampuh membujuk anak yang takut vaksin.

Berikut konten-konten menarik dan populer di Kompasiana yang berhasil dirangkum:

Menyikapi Balita yang Senang Memainkan Alat Kelaminnya

Menyikapi balita yang senang memainkan alat kelaminnya (Foto ilustrasi : dokpri MomAbel)
Menyikapi balita yang senang memainkan alat kelaminnya (Foto ilustrasi : dokpri MomAbel)

Orangtua perlu mengetahui bahwa balita, terutama laki-laki, yang memainkan alat kelaminnya adalah hal wajar.

Namun, orangtua juga tidak boleh membiarkannya. Tujuannya supaya anak mengerti bahwa itu bisa melukai atau menyebabkan infeksi jika tangan kotor.

Selain itu, supaya tidak menjadi kebiasaan. Bisa jadi dengan perilaku ini, balita mendapat sensasi menyenangkan.

"Jika perilaku ini menjadi kebiasaan, tak ayal lagi bisa mempengaruhi tumbuh-kembang dan karakternya," tulisnya. (Baca selengkapnya)

Bagaimana Peran Orangtua agar Mengetahui Bakat Anak Sejak Kecil

Ilustrasi orangtua berperan penting untuk menilik bakat anak| Sumber: Shutterstock via biz.kompas.com
Ilustrasi orangtua berperan penting untuk menilik bakat anak| Sumber: Shutterstock via biz.kompas.com

Sebagai orangtua, memahami ke mana arah bakat anak sangatlah penting. Sama halnya seperti memahami ke mana tujuan yang ingin dituju saat hendak berpergian.

Tanpa tujuan yang jelas, jelas kita akan memilih jalur atau arah yang tidak tepat.

Kegagalan membaca bakat anak saat kecil adalah kegagalan yang paling fatal bagi orangtua.

Inilah menjadi penyebab awal kenapa banyak sekali orang dewasa yang salah memilih karier dan berakhir pada kekecewaaan.

Sejatinya, menemukan bakat anak bukanlah tugas sekolah atau bagian dari kurikulum sekolah. Peran orangtua jauh lebih dibutuhkan untuk menilik bakat anak.

Kenapa harus orangtua? (Baca selengkapnya)

Perhatikan 4 Rambu bagi Mertua dalam Berinteraksi dengan Cucu

ilustrasi bermain dengan cucu. (Foto: Dokumentasi Pribadi/Cahyadi Takariawan)
ilustrasi bermain dengan cucu. (Foto: Dokumentasi Pribadi/Cahyadi Takariawan)

Bagaimana semestinya kakek dan nenek berinteraksi dengan para cucu?

Berikut beberapa adab yang hendaknya diterapkan para mertua, dalam berinteraksi dengan cucu.

Hal ini adalah upaya untuk membangun keharmonisan hubungan dengan anak dan menantu. (Baca selengkapnya)

Gomoku, Sebuah Permainan Perluasan dari Tic Tac Toe untuk Menumbuhkan dan Melatih Ketekunan

Permainan Gomoku yang dimenangkan oleh pemain biji hitam. Desain oleh Rini DST
Permainan Gomoku yang dimenangkan oleh pemain biji hitam. Desain oleh Rini DST

Gomoku adalah salah satu permainan edukasi, merupakan perluasan dari Tic Tac Toe.

Dengan cara bermain menggunakan biji hitam atau putih, membuat 5 deretan dengan warna yang sama, secara horisontal--vertikal--diagonal.

Sehingga, gomoku dikenal juga dengan permainan kombinasi angka (15, 15, 5). (Baca selengkapnya)

Anak Takut Divaksinasi, Bunda? Berikut 3 Cara Ampuh Membujuknya!

Ilustrasi anak divaksinasi (foto Shutterstock/anyaivanova via kompas.com)
Ilustrasi anak divaksinasi (foto Shutterstock/anyaivanova via kompas.com)

Ketakutan anak terhadap dokter biasanya saat menerima vaksin, imunisasi yang telah terjadwal. Jika sakit yang tidak terduga, umumnya mereka lebih diam, nurut apa kata orangtua.

Tetapi, pada saat di tempat praktik dokter kerewelan pun mulai terjadi. Lalu, bagaimana cara membujuknya? (Baca selengkapnya)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun