Paling sederhana adalah coretan tulisan "Merdeka atau Mati!" (Baca selengkapnya)
Lomba Menghias Mural dan Baliho Versi Para Pejabat
Apakah salah bila rakyat curhat di dinding dengan menulis "dipaksa sehat di negara yang sakit"?
Kenyataannya kita sedang tidak sehat akibat pandemi, korupsi, dan ancaman disintegrasi. Para pejabat kita sendiri bilang bahwa "Indonesia sedang tidak baik-baik saja", terutama karena cekaman pandemi yang berkepanjangan.
Masyarakat pun harus berjuang melindungi diri dan sesama agar terhindar dari ancaman Covid-19. (Baca selengkapnya)
Mural dan Potret Buramnya Kebebasan Berpendapat
Entah alasan apa yang membuat mural-mural tersebut dihapus. Jika alasan itu karena dianggap merendahkan simbol negara, jelas keliru. Presiden bukan simbol negara, simbol negara ialah Pancasila. Hal itu sudah diatur jelas dalam UU No. 24 tahun 2009.
Lagi pula, bila menyampaikan kritik melalui media sosial masih ada hantu menakutkan, yaitu UU ITE. (Baca selengkapnya)
Baliho Politisi, Bisnis Besar yang Rawan Dikorupsi
Baliho wajah politikus tak lebihnya urusan perburuan elektabilitas dengan mengabaikan etika politik.
Ironisnya, elektabilitas politisi yang rajin menebar baliho, justru tetap rendah sekali, kalah sama tokoh yang lebih mengutamakan bekerja keras mengatasi pandemi Covid-19. (Baca selengkapnya)
Pemasangan Baliho Politisi dari Sudut Pandang Lingkungan
Pemasangan baliho dkk, ambil saja pemasangan banner ukuran 1x2 meter. Ini tuh kadang gak pakai tiang sendiri. Malah dengan seenak jidat, menancapkan paku ke tubuh pepohonan pinggir jalan. Ini pelanggaran, ini tugas Bawaslu melalui panwaslu mencopot banner semacam ini. (Baca selengkapnya)