Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Isoman, PPKM Diperpanjang, dan Buku untuk Meredakan "Overthinking"

18 Agustus 2021   04:47 Diperbarui: 18 Agustus 2021   04:52 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi makan di warteg. (Dokumentasi Pribadi/Kompasianer Tety Polmasari)

Berikut pengalaman dari Kompasianer Tety Polmasari mencoba itu. (Baca selengkapnya)

3. Buku-buku yang Bisa Meredakan "Overthinking" Bila Dibaca Serius

ilustrasi membaca buku. (sumber: Shutterstock via kompas.com)
ilustrasi membaca buku. (sumber: Shutterstock via kompas.com)

Apakah iya Anda rela meninggalkan kemanusiaan anda karena overthinking? Berhentilah menjadi tidak manusiawi. Overthinking adalah bagian kemanusian.

Berikut rekomendasi buku-bukunya agar terhidar dari overthingking. (Baca selengkapnya)

4. Masa Pensiun Justru Dinanti, Kini Malah Menikmati dengan Riang Hati

Masa Pensiun yang Menyenangkan (ilustrasi gambar: Shutterstock via kompas.com)
Masa Pensiun yang Menyenangkan (ilustrasi gambar: Shutterstock via kompas.com)

Tak mengalami sidrom, justru masa pensiun sangat dinanti, kini malah menikmatinya dengan senang hati. Apa resepnya, baca selengkapnya di sini.

5. Siapa yang Mengobarkan Perang Proksi di Afghanistan?

Afghanistan menjadi neraka bagi wanita dan anak-anak akibat Taliban. Ibu & anak ini menjadi pengungsi di Herat Barat karenanya. | Sumber: news.un.org
Afghanistan menjadi neraka bagi wanita dan anak-anak akibat Taliban. Ibu & anak ini menjadi pengungsi di Herat Barat karenanya. | Sumber: news.un.org

Afghanistan yang miskin menghadapi banyak masalah mulai dari terorisme, kemiskinan, buta huruf, pengangguran dan kecanduan narkoba.

Dari segi jumlah, pasukan Taliban tidak sebanding dengan pasukan pemerintah Afghanistan. (Baca selengkapnya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun