Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Jalur Sepeda untuk Siapa, Seberapa Banyak yang Memanfaatkan?

8 Juni 2021   11:24 Diperbarui: 11 Juni 2021   05:23 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jalur sepeda (Envato Elements)

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberlakukan uji coba bagi pesepada road bike menggunakan jalur kendaraan bermotor di sepanjang jalan Thamrin-Sudirman.

Dilansir Kompas.com Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, uji coba tahap awal akan dilakukan seminggu ke depan pada saat hari kerja Senin-Jumat pagi.

Dia juga mengimbau untuk seluruh pengguna jalan bisa untuk saling menghormati dan memberikan kesempatan pesepeda road bike dalam masa uji coba tersebut.

Di sisi lain, kebijakan ini dikritik keras oleh pengamat Kebijakan Publik Azas Tigor Nainggolan.

Menurutnya, kebijakan ini tidak memiliki dasar yang jelas dan diskriminatif karena hanya menentukan jenis sepeda tertentu.

Sebelumnya, persinggungan pengendara motor dan pengguna sepeda yang ramai beberapa waktu lalu.

Diketahui ketika itu pengguna motor tertangkap gambar tengah mengekspresikan kejengkelannya lantaran pengguna sepeda menggunakan jalur kendaraan bermotor.

Lantas perlukah kebijakan penggunaan jalur kendaraan bermotor bisa digunakan oleh pesepeda road bike?

Berikut konten-konten menarik dan populer di Kompasiana seputar kebijakan bersepeda:

Jalur Sepeda di Jakarta, Seberapa Banyak yang Memanfaatkan?

Membuat jalur khusus untuk pengendara sepeda, jelas sangat baik tujuannya. Harapan dari Pemprov DKI Jakarta adalah agar semakin banyak warga ibu kota yang menggunakan sepeda dari rumahnya ke tempat bekerja, belajar, atau aktivitas rutin lainnya, dan sebaliknya.

Bila itu terwujud, maka sekaligus akan menurunkan jumlah pengguna kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat. Dengan demikian, kualitas udara pun akan semakin baik karena polusi dari kendaraan bermotor kian berkurang.

Namun dari pengamatan sekilas, jalur sepeda ini tampak sepi. Kenyataannya, boleh dikatakan sedikit sekali warga kota yang rutin bersepada. Kalaupun ada yang hobi naik sepeda, lebih ditujukan buat hiburan sekaligus berolahraga di hari libur. (Baca selengkapnya)

Jalur Sepeda Itu untuk Siapa?

Jalur sepeda ini, konon, dirancang dan dibangun sebagai salah satu upaya untuk mengurangi polusi yang (kabarnya) 75 persen diantaranya disumbang oleh hasil pembakaran bahan bakar fosil kendaraan bermotor.

Selain masalah di atas itu, ada lagi masalah lain seperti yang satu ini: karena ruang jalan diambil oleh jalur sepeda, maka, beberapa ruas jalan raya di sana menjadi "menyempit".

Karena ruang jalan yang menyempit itulah, maka ada beberapa ruas jalan yang nyaris tak bisa dilewati 2 (dua) mobil yang berjalan searah dan berjejer.

Jika kita ingin teguh memegang aturan bahwa aturan adalah aturan, maka hampir tidak bisa dibayangkan pada saat jam-jam sibuk akan berapa panjang antrean mobil di sana agar disebut taat aturan? 

"Di jalan Mampang dan Warung Buncit tersebut, siang itu, saya juga bisa melihati dan menjumpai banyak kendaraan bermotor roda dua dan empat yang diparkir bebas di atas jalur sepeda tanpa merasa khawatir akan ditindak petugas. Lebih lagi, pada saat laju kendaraan terhambat di pertigaan atau perempatan karena lampu merah menyala, kendaraan bermotor saling berebut memadati jalur sepeda," tulis Kompasianer Taufiq Rahman. (Baca selengkapnya)

Jalur Sepeda Versus Halte Bus

Belum lama ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memberlakukan uji coba jalur khusus sepeda.

Selain faktor keamanan berkendara, jalur sepeda ini dibuat untuk mendorong penggunaan sepeda sebagai alat transportasi yang ramah lingkungan di ibu kota.

Adanya fasilitas ini diharapkan dapat memancing para pekerja ibu kota untuk menggunakan sepeda saat berangkat dan pulang kerja.

Namun, jalur khusus sepeda di Jakarta ini bukannya tanpa kendala dan tidak ada titik rawannya. Di banyak titik, jalur ini bersinggungan dengan halte bus yang berada di pinggir jalan.

Halte bus ini biasanya digunakan untuk menurunkan dan menaikkan penumpang bus transjabodetabek yang melayani dari dan ke daerah penyangga Jakarta, yaitu Bogor, Tangerang dan Bekasi.

Ambil contoh adalah halte bus di kawasan Bundaran Senayan. Saya yang hampir tiap hari menunggu bus PPD di situ kerap mengamati bahwa jika tidak berhati-hati, bisa saja terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di area tersebut. (Baca selengkapnya)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun