Bila mendengar sapioseksual, apa yang terlintas di benak kamu?
Tidak. Ini bukan ketertarikan seksual terhadap sapi, melainkan ketertarikan secara seksual kepada orang yang sangat cerdas.
Pertama kali sapioseksual menjadi perhatian publik terjadi pada 2014 lalu.
Saat itu, sebuah layanan kencan daring, OKCupid, menambah jenis orientasi seksual yang dapat diidentifikasi oleh para penggunanya.
Istilah itu pernah viral usai sekitar 9.000 pengguna OKCupid mengidentifikasi diri sebagai sapioseksual.
Akan tetapi, setelah mendapat banyak reaksi negatif, mereka akhirnya menghapus "sapioseksual" dari kategori identitas seksual pada 2019 lalu.
Selain tentang istilah orientasi seksual satu ini ada juga mengenai pentingnya scalling gigi, sebuah aktivitas kesehatan yang kerap dilupakan orang.
Berikut konten-konten populer yang berhasil dirangkum Kompasaiana, Rabu (07/04/2021):
Sapioseksual, Saat Kecerdasan Bisa Bikin Orang Bergairah
Pemakaian istilah itu sejatinya telah ada sejak tahun 2002 pada sebuah unggahan dalam blog Livejournal yang ditulis oleh seorang pengguna bernama Wolfieboy.
Individu yang digilai para sapioseksual biasanya memiliki pola pemikiran yang tajam, rasa ingin tahu yang tinggi, dan cenderung lugas saat berpendapat.
Terkadang, individu sapioseksual juga disebut nymphobrainiacs, atau mereka yang merasa terangsang untuk terlibat dalam perspektif intelektual orang lain.
Sapioseksualitas juga bisa dijumpai pada hubungan pertemanan kasual. (Baca selengkapnya)
Asal-usul Mi Dok-dok yang Jarang Diulas
Kompasianer Thomas Panji mencoba mengulas asal-usul mi dok dok.
Berdasarkan obrolannya dengan dua orang penjaja warmindo atau warkop langganannya, diketahui bahwa dokdok dalam mi dok dok diserap dari dua kata, yakni endok dan godok.
Kata endok dalam bahasa Jawa maupun Sunda memiliki arti sebagai telur, sedangkan kata godok dalam bahasa Jawa dan Sunda memiliki arti sebagai teknik memasak dengan cara merebus.
"Jadi, jika disimpulkan, mie dok dok adalah mie yang direbus (digodok) bersama dengan telur (endok). Namun benarkah kesimpulan tersebut? Ternyata tidak sesederhana itu," tulisnya. (Baca selengkapnya)
Ini Cara Saya Mendidik Anak Perempuan
Kompasianer Trian Ferianto mengatakan, anak adalah titipan yang 'kebetulan' dilahirkan di keluarga kami. Dia memiliki takdirnya sendiri. Berikut dengan segala potensi, bakat, minat, dan apapun itu namanya yang sudah terinstall di dalam dirinya. Kami namakan sebagai fitrah.
Karenanya, dikatakannya, mendidik anak merupakan pelajaran yang terus-menerus ia pelajari dan tiada hentinya.
Ia mengaku memiliki kurikulum dalam mendidik anak perempuannya. Kurikulum itu, yakni: akal, rasa, dan karsa.
"Tiga hal inilah yang saya jadikan fokus dalam menemani anak menjalani kehidupannya," tulisnya. (Baca selengkapnya)
Saksi Bisu Kejayaan Masa Lalu, Lebih Jauh di Banda Neira
Ini merupakan tulisan ke-3 Kompasianer Farianty Gunawan tentang Banda Neira yang sejak abad ke-17, bahkan mungkin jauh sebelumnya, sudah menjadi incaran penjelajah Eropa.
Mengutip sejarah singkat yang ditulis di setiap papan nama di lokasi masing-masing, ada tiga bangunan bersejarah yang wajib dikunjungi ketika berada di Banda Neira.
Pertama, Gereja Tua Neira. Kedua, Bangunan Sociteit Harmonie. Dan ketiga, Benteng Belgica. (Baca selengkapnya)
Ini Alasan Mengapa Scaling Gigi Itu Sangat Penting
Gigi tidak saja untuk mengunyah makanan serta merobek makanan. Gigi juga merupakan salah satu komponen pendukung untuk menghiasi sebuah senyuman yang diciptakan oleh seseorang. Singkatnya, mendukung penampilan.
Tidak jarang, berbagai macam perawatan selalu dilakukan demi menjaga kesehatan dari gigi itu sendiri. Salah satunya melalui perawatan mandiri dengan menggosok gigi secara teratur, misalnya.
Namun semua itu belumlah cukup, hingga akhirnya melakukan scaling gigi. Hal ini dilakukan demi bisa menjaga kesehatan gigi secara maksimal. (Baca selengkapnya)