Di Bali, minuman fermentasi yang mengandung alkohol seperti arak digunakan dalam upacara adat sebagai pengganti darah. Di Dayak juga disajikan air dewa dalam upacara adat.
Budaya minuman fermentasi ini rupanya hadir sejak lama. Ia sudah muncul sekitar abad ke-8 di nusantara dari catatan di naskah kuno Jawa.(Baca selengkapnya)
Orang Batak Minum Tuak Bukan untuk Mabuk
Sumber: batakgaul.com
Tuak disebut ramah lingkungan karena sepenuhnya produk alami. Diproduksi secara biologis, bukan lewat industri minuman, dengan cara menyadapnya langsung dari tangkai kembang nira.
Tak sembarang pula caranya. Penyadap nira, paragat dalam bahasa Batak, wajib menjalankan ritual khusus sebelum dan selama proses maragat, menyadap nira.
Selain itu, orang batak minum tuak bukan untuk mabuk. (Baca Selengkapnya)
Ciu, Minuman Alkohol Fermentasi Khas Daerah
shutterstock via kompas.com
Untuk membuat ciu sendiri, biasanya mereka menggunakan tong-tong besar untuk mencampur beberapa bahan baku dari ciu sendiri seperti gula merah, tape, air, dan bibit ciu
Warna ciu sendiri seperti air putih yang sangat bersih dan bening. Itulah mengapa banyak orang salah mengira dan menganggap ciu sebagai air putih biasa. Padahal... (Baca selengkapnya)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H