Sebab, tugasnya utamanya itu untuk mengajak peran masyarakat secara aktif dan positif atas peniggalan yang ada.
Sebagai contoh, misalnya, Kompasianer Djulianto Susantio menjelaskan kalau artefak dan situs purbakala terselamatkan berkat pemantauan yang terus-menerus oleh masyarakat.
"Pemantauan lebih mudah dilakukan karena masyarakat memang mudah diberi pengertian dan memiliki kesadaran sendiri akan masa lalu mereka," lanjutnya.
Akan tetapi bagaimana dengan di Indonesia? Pencemaran terhadap peninggalan-peninggalan purbakala menurut pantauan Kompasianer Djulianto Susantio justru terus terjadi. (Baca selengkapnya)