Dalam ere informasi seperti sekarang ini, penggunaan data punya peranan penting --untuk selanjutnya diolah dan dianalisis.
Kebutuhan akan data, misalnya, dalam keputusan perusahaan mengambil kebijakan kini makin masif digunakan.
Atau, untuk sekala yang lebih dekat, kemampuan membaca data di media sosial juga dibutuhkan guna membesarkan citra secara personal maupun mendapat penghasilan dari apa yang dilakukan di media sosial.
Oleh karena itu, tidak mengerankan bila kini bisnis di dunia digital makin diminati banyak orang. Bahwa ada peluang yang ada, meski masih meninggalkan pekerjaan rumah yang besar: tenaga ahlinya masih sangat langka
Selain konten seputar kebutuhan akan big data, masih ada konten terpopuler dan menarik lainnya di Kompasiana yang ada pada sub-kategori "Digital".
1. Memahami Big Data agar Tak Salah Kaprah
Dalam perkembangannya, tulis Kompasianer Trian Ferianto, konsep big data diadopsi oleh perusahaan-perusahaan private dalam rangka mengefisienkan kinerja demi mendulang keuntungan yang lebih besar.
"Data yang sebegitu besarnya ini harus dikumpulkan (collect atau mining), diseleksi, dan didokumentasikan dengan baik agar dapat dilakukan analisis untuk menciptakan suatu hasil (report/insight) yang berguna bagi pengguna," lanjutnya.
Namun, ada yang jadi menarik terkait big data yakni karakteristik big data yang biasanya dikenal "5V": Volume, Veriety, Volocity, Veracity dan Value.
Hasil dari pengolahan big data yang rumit ini, usul Kompasianer Trian Ferianto, kemudian disajikan dalam grafis-grafis yang mudah dikonsumsi oleh orang banyak, bahkan yang awam sekalipun. (Baca selengkapnya)
2. Waspada, Jangan Titip Nomor WhatsApp di Sembarang Grup Medsos!
Kasus peretasan WhatsApp tentu mengkhawatirkan banyak penggunannya.
Pasalnya, bila ada oknum yang bisa masuk mengakses secara leluasa akun kita, hal yang paling ditakutkan yakni disalahgunakan untuk hal-hal yang tidak baik.