Ada satu hal yang perlu dipahami oleh fresh graduate sebelum melamar kerja: Yakni, membuat cover letter yang baik.
Melalui cover letter inilah nantinya, HRD suatu kantor akan mengetahui bagaimana etika komunikasi tertulis pelamar kerja dan mengetahui apa yang menjadi latar belakang pelamar kerja, kenapa ingin berkontribusi di suatu kantor.
Konten terkait ini pun menjadi salah satu yang populer di Kompasiana, Selasa (16/02/2021).
Selain itu ada juga soal suka-duka bagaimana menjalani bisnis dengan teman. Memang asyik, sih, tapi jangan lupa: dramanya juga banyak!
Berikut konten populer di Kompasiana yang bisa kamu nikmati:
Dear Fresh Graduate, Jangan Sepelekan "Cover Letter" dalam Melamar Kerja
ilustrasi cv | via pexels.com
Dalam melamar pekerjaan, tentunya ada beberapa dokumen yang harus disertakan seperti, curriculum vitae, resume, cover letter, fotokopi ijazah terakhir, dan berbagai sertifikat pendukung lainnya.
Nah umumnya dalam hal melamar kerja ini, kebanyakan dari fresh graduate sering sekali menganggap bahwa, CV, resume dan cover letter itu kurang lebihnya adalah sama saja. (Baca selengkapnya)
Inilah Mengapa Media Sosial Mengacaukan Kita
Dunia menjadi semakin kacau dan saya yakin, media sosial menjadi salah satu yang berpengaruh | Ilustrasi oleh Thomas Ulrich via Pixabay
Meskipun media sosial memudahkan kita dalam mengakses informasi dibanding masa-masa sebelumnya, kita pun dibuat pusing 7 keliling karenanya.
Media sosial, pada akhirnya, tidak dirancang untuk memberikan informasi yang dibutuhkan orang. Ini memberi orang informasi yang mereka inginkan. Dan sayangnya, ada perbedaan besar di sini. (Baca selengkapnya)
Epitaf untuk Jalaluddin Rakhmat, Cendekiawan Muslim Itu Telah Berpulang
Jalaludin Rakhmat sebagai salah satu tokoh yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil untuk Kebebasan Beragama/Berkeyakinan melakukan konferensi pers terkait pemberian World Statesmen Award kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono oleh Appeal of Consciense Fondation, di Jakarta, Kamis (23/5/2013). Mereka menyayangkan pemberian penghargaan tersebut karena pemerintah dinilai gagal memajukan kebebasan beragama dan mencegah konflik antar umat beragama. Hadir dalam acara tersebut antara lain Adnan Butung Nasution dan Hendardi. (KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN)
Pria kelahiran Bandung 29 Agustus 1949 itu tercatat sebagai pengajar di Universitas Padjadjaran sejak tahun 1978 hingga tahun 2014. Ia juga tergabung sebagai anggota Ikatan Sarjana Komunikasi dan International Communication Association sejak tahun 1982.
Buku karya Kang Jalal yang legendaris dan menjadi rujukan bagi kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Psikologi adalah buku Psikologi Komunikasi.