Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Enteng Jodoh Mungkin Jadi Alasan Seseorang Kebelet Nikah?

12 Februari 2021   05:57 Diperbarui: 12 Februari 2021   06:08 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buah matoa dijual di pinggir jalan (dok. Mawan Sidarta)

Topik nikah muda kembali mencuat di pekan ini. Penyebabnya adalah kampanye dari Aisha Weddings, sebuah wedding organizer, yang tiba-tiba muncul dan menimbulkan reaksi negatif di media sosial.

Memang sebenarnya kenapa ada orang-orang yang kebelet menikah? Kompasianer Desy dalam artikelnya menyebut empat alasan yang kerap menjadi landasan keputusan untuk segera menikah.

Artikel dengan tema serupa di atas banyak menarik perhatian pembaca. Berikut 5 konten terpopuler di Kompasiana, kemarin (11/02).

Apakah 4 Alasan Ini yang Membuat Seseorang Kebelet Ingin Segera Menikah?

ilustrasi pernikahan. (sumber: pixabay.com/OlcayErtem)
ilustrasi pernikahan. (sumber: pixabay.com/OlcayErtem)
Sebelum seseorang melangkahkan kakinya menuju ke jenjang pernikahan, tentunya akan ada beberapa faktor yang menjadi alasannya.

Selain mungkin karena terlalu banyak dibombardir pertanyaan "kapan nikah?", empat alasan ini juga sering jadi pemicu seseorang untuk memutuskan menikah. (Baca selengkapnya)

Kulineran Hoki ala Tionghoa, dari Panjang Umur hingga Enteng Jodoh

Ilustrasi keluarga sedang menikmati mi sajian khas Imlek. (UNSPLASH/GALEN CROUT)
Ilustrasi keluarga sedang menikmati mi sajian khas Imlek. (UNSPLASH/GALEN CROUT)
Masyarakat Tionghoa memiliki banyak kebiasaan dengan kuliner. Tidak harus menjelang imlek saja.

Memang sebagian kelihatannya tidak masuk akal. Namun, demi hoki apa pun pantas untuk dijalani. Sepanjang tidak melukai orang lain. (Baca selengkapnya)

Polemik Aisha Weddings: Lebih Baik Nikah daripada Mati Kelaparan

Ilustrasi (Gambar: Pixabay/gzel datan)
Ilustrasi (Gambar: Pixabay/gzel datan)
Strategi pemasaran yang digunakan Aisha Weddings sangat ironis. Dengan fasihnya, mereka memanfaatkan agama sebagai bentuk justifikasi untuk mendapat keuntungan dari prosesi sakral berupa pernikahan.

Keterbatasan ekonomi juga mereka gunakan sebagai justifikasi untuk menganjurkan pernikahan usia dini. (Baca selengkapnya)

Matoa, Buah Lokal yang Lagi Naik Daun

Buah matoa dijual di pinggir jalan (dok. Mawan Sidarta)
Buah matoa dijual di pinggir jalan (dok. Mawan Sidarta)
Matoa, sebuah nama yang sebenarnya bukan baru sama sekali namun harus diakui belum sesanter (sepopuler) buah kelengkeng, leci, atau rambutan.

Pemerintah melalui Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia no. 160 / Kpts / SR.120 / 3 / 2006 menetapkan bahwa matoa merupakan buah unggul yang patut dibudidayakan karena potensial. Seperti apa cara membudidayakannya? (Baca selengkapnya)

Mungkinkah Pemerintah Menghidupkan Kembali SDSB sebagai Solusi Ekonomi Nasional?

Melalui SDSB roda perekonomian masyarakat akan kembali berjalan normal (sumber gambar: historia.id)
Melalui SDSB roda perekonomian masyarakat akan kembali berjalan normal (sumber gambar: historia.id)
Sukarno pada 1960-an pernah mengijinkan beredarnya kupon undian berhadiah yang dikelola Yayasan Rehabilitasi Sosial. Namun ia kemudian menghentikan segala bentuk undian berhadiah dan perjudian tebak-tebakan melalui Keppres No. 113 Tahun 1965.

Di era Soeharto perjudian berkedok undian berhadiah kembali dihidupkan dengan nama Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah yang dikelola Yayasan Dana Bhakti Kesejahteraan Sosial (YDKSB). (Baca selengkapnya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun