Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kontradiksi Kritik hingga Keprihatinan di Hari Pers Nasional 2021

10 Februari 2021   04:40 Diperbarui: 10 Februari 2021   04:49 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: Freepik/jcomp)

Ucapan Presiden Joko Widodo yang meminta masyarakat untuk lebih aktif mengkritik penyelenggara layanan publik masih menjadi bahasan hangat di media sosial.

Kompasianer Krishna Pabichara dalam kontennya menilai ada pasal karet di UU ITE yang membuat masyarakat ragu mengkritik. Dua pasal karet itu dapat dengan mudah disalahartikan atau disalahgunakan oleh banyak pihak untuk melaporkan seseorang yang mengkritik pemerintah.
 
Konten tersebut jadi salah satu yang terpopuler di Kompasiana, kemarin (09/02). Selain itu ada pula konten mengenai independensi media berkaitan dengan Hari Pers Nasional 2021, hingga soal Ridho Rhoma yang merusak kariernya sendiri setelah kembali tersangkut kasus narkoba.

Jokowi dan Kontradiksi Kritik Hari Ini

Presiden Joko Widodo (Foto: Biro Pers Setpres/Krishadiyanto)
Presiden Joko Widodo (Foto: Biro Pers Setpres/Krishadiyanto)

Apakah rakyat akan berlega hati dan dengan senang hati mengkritik pemerintah? Belum tentu. Masyarakat mahir belajar dari kejadian-kejadian yang pernah terjadi.

Kritik dan masukan seperti apa yang Presiden Jokowi inginkan? Jikalau butuh kritik konstruktif atau masukan yang membangun, bagaimana kriterianya? Ini penting, sebab ada sosok "hantu" bernama Pasal Karet dalam UU ITE yang siaga 24 jam untuk mengawasi dan mengintai masyarakat. (Baca selengkapnya)

HPN 2021, Keprihatinan Independensi, dan Senjakala Media Cetak

Ilustrasi setumpuk koran (SHUTTERSTOCK/JAUHIEN KRAJKO via Kompas.com)
Ilustrasi setumpuk koran (SHUTTERSTOCK/JAUHIEN KRAJKO via Kompas.com)
Sangat disayangkan, semakin kekinian independensi pers justru semakin tercederai kredibilitasnya, bahkan semakin dirasa kehilangan harga diri dan martabatnya.

Di sinilah juga sebenarnya, Dewan Pers harus semakin peka dan semakin terukur dalam mengawasi aktivitas jurnalistik pers, agar dalam menjalankan amanah pilar keempat demokrasi, pers tidak sampai melanggar Kode Etik Jurnalistik ataupun hukum yang berlaku. (Baca selengkapnya)

Inilah 5 Penyebab Gagal Jalani Hobi

Ilustrasi (Sumber: Freepik/jcomp)
Ilustrasi (Sumber: Freepik/jcomp)
Ternyata memiliki hobi yang buat hepi-hepi diri saja bisa juga mengalami kegagalan. Lantas apa saja yang membuatnya gagal?

Pertama, soal ketersediaan waktu. Dalam 1x24 jam, tentu ada hal yang harus lebih diprioritaskan daripada mengerjakan hobi, terutama untuk pekerja serta ibu rumah tangga. (Baca selengkapnya)

Ridho Rhoma Kembali Terjerat Narkoba, Pewaris Takhta Raja Dangdut Berakhir?

Ridho Rhoma (Sumber foto KOMPAS.com/Dian Reinis Kumampung)
Ridho Rhoma (Sumber foto KOMPAS.com/Dian Reinis Kumampung)
Ridho memang memiliki potensi besar mengikuti jejak nama besar ayahnya, Rhoma Irama. Prestasi dan karyanya tidak hanya dalam musik dangdut, ia juga berkarier sebagai aktor film layar.

Namun sayang, di tengah prestasi sebagai pedangdut dan aktor film yang sedang bersinar, Ridho tertangkap tangan mengonsumsi barang haram narkoba pada tahun 2017 lalu. Setelah bebas pada 2020, Ridho kembali ditangkap karena menggunakan narkoba jenis ekstasi dan dinyatakan positif amphethamine. (Baca selengkapnya)

Pernikahan adalah "Ruang Belajar" Seumur Hidup, Bukan Sekali Seumur Hidup

ilustrasi pernikahan (sumber gambar: pixabay.com)
ilustrasi pernikahan (sumber gambar: pixabay.com)
Bila berpijak dari pengalaman orang-orang yang menjalani pernikahan terlihat "adem ayem", maka pernikahan menjanjikan taman kebahagiaan. Sebaliknya, jika berkaca pada pengalaman pahit orang di sekitar, maka pernikahan pun menyediakan belantara penderitaan.

Memang, menikah tak lagi ikatan antara dua orang. Namun juga pelibatan keluarga besar bahkan jiran tetangga. Tak hanya bicara rasa cinta atau urusan finansial semata, termasuk di dalamnya perihal agama hingga budaya. Kompleks. (Baca selengkapnya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun