Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Dari Surat Keberatan Eiger hingga Modus Penipuan Kencan Online

31 Januari 2021   04:36 Diperbarui: 31 Januari 2021   06:34 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi membuat review product. (sumber alamy.com via kompas.com)

Jadi, menurut Kompasianer Dinda banyak perusahaan yang mulai mencontoh negara luar seperti Jepang dalam etos kerja.

"Hari seolah-olah hanya untuk bekerja--yang juga dirasakan banyak orang. Seperti istilah populer: pergi pagi pulang petang penghasilan pas-pasan," tulisnya.

Namun, bisakah pekerja di Indonesia memiliki etos kerja seperti di Jepang?

"Budaya kerja berjam-jam dan melampaui jam kerja di Jepang telah meningkatkan angka karoshi dan angka bunuh diri karena stress dari tempat bekerja," lanjut Kompasianer Dinda menjelaskan. (Baca selengkapnya)

3. Hindari Penggunaan Sabun dan Sampo untuk Cairan Wiper Mobil Anda

Fungsi wiper pada mobil cukup penting. Apalagi, jika sudah memasuki musim hujan. Wiper akan membantu meningkatkan visibilitas pengemudi pada jalanan.

Oleh karena itu, peranti yang satu ini perlu dirawat agar bisa tetap bekerja dengan baik.

"Namun menyapu kaca tanpa air wiper akan membuat kaca anda akan mudah berjamur. Air hujan itu mengandung kotoran. Kaca mobil anda juga mungkin berdebu. Ketika air hujan mengenai kaca, debu dan kotoran itu bisa menganggu pandangan pengemudi," tulis Kompasianer Meirri Alfianto.

Pemilik mobil banyak yang mencampurkan air dengan sabun atau sampo untuk mengisi wiper reservoir. Salahkah? Tidak. Hanya metode ini dirasa kurang aman. (Baca selengkapnya)

4. Kisah Nyata, Begini Modus Penipuan lewat Aplikasi Kencan Online

Ada yang pernah melakukan kencan lewat aplikasi kencan online?

Kompasianer Rezy menceritakan pengalamannya agar para wanita lain tidak mengalami seperti apa yang dialaminya: ditipu.

"Di awal perbincangan, ya nanya status, pekerjaan, hobi, dan lain-lain. Aku anggap itu hal biasa, tapi ternyata itu cara mereka menggali informasi tentang calon korbannya untuk mengetahui pekerjaan kita layak gak dijadiin target buat mereka," tulisnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun