Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Antara Membahas Gaji Bersama Teman Kerja dengan Turunnya Produktivitas

27 Januari 2021   18:27 Diperbarui: 29 Januari 2021   15:44 1255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: diskusi bersama rekan kerja. (sumber: Thinkstock/Wavebreakmedia Ltd via kompas.com)

Obrolan seperti apa yang Kamu hindari dengan teman kerja: gaji, bonus, atau ada hal lain?

Kadang untuk sekadar membahas pendapatan yang diterima dari perusahaan membuat canggung sesama rekan kerja. Ada kesal dan cemburu, barangkali, karena kita merasa telah bekerja lebih giat daripada orang lain.

Nah, mungkin ada hal-hal yang kamu tidak Kamu ketahui kebijakan terkait dengan penetapan jumlah gaji yang diterima oleh karyawannya.

Oleh karena itu terkadang membincangkan gaji dengan rekan kerja itu perlu, paling tidak, untuk sama terbuka dan adanya transparansi.

Inilah konten menarik terkait kehidupan di dunia kerja yang bisa membuatmu lebih kerasan bekerja.

1. Bahas Gaji Saat Bertemu Teman, Apakah Masih Dianggap Tabu?

Gara-gara gaji yang dimiliki, tulis Kompasianer Gobin Dd, orang melihat dan menilai jenis pekerjaan yang dimiliki seseorang.

Bahkan tak jarang orang terjebak pada pikiran yang bisa merendahkan pekerjaan tertentu.

"Misalnya, jumlah gajinya begitu kecil, orang pun menilai bahwa pekerjaannya tidak terlalu menarik," tulis Kompasianer Gobin Dd.

Atau juga, lanjutnya, jumlah gaji yang kecil membuat orang berpikir jika pekerjaan bergaji seperti itu adalah pekerjaan rendahan. (Baca selengkapnya)

2. Ini 9 Skill Pekerja yang Paling Dicari Recruiter

Bekerja dengan tanpa visi dan misi yang jelas, menurut Kompasianer Sigit Eka Pribadi, tentunya akan membuat pekerja kesulitan dalam menghadapi tantangan dan mencapai tujuan.

Apalagi dunia usaha telah belajar dari pengalaman situasi kompleks akibat pandemi, maka sudah pasti dunia kerja juga akan main selektif dan penuh pertimbangan dalam hal perekrutan para pekerja.

"Sehingga, visi dan misi sebagai target tujuan dan bekal keterampilan yang memadai merupakan hal pokok yang wajib dimiliki oleh para pekerja," tulis Kompasianer Sigit Eka Pribadi. (Baca selengkapnya)

3. "Spectrum of Style", Jiwa Kepemimpinan Seorang Pemimpin

Menurut Kompasianer Mahir Martin, seorang pemimpin juga harus memiliki jiwa kepemimpinan.

"Artinya, pemimpin harus bisa menempatkan diri dan menyesuaikan dirinya pada setiap keadaan, situasi dan kondisi," lanjutnya.

Ada banyak tipe pemimpin itu dan ada banya juga spektrumnya. (Baca selengkapnya)

4. Betulkah WFH Berpotensi Turunkan Produktivitas?

Selama bekerja di rumah apakah Kamu makin merasa produktif atau sebaliknya?

Tantangan bagi pemberi kerja itu, tulis Kompasianer Siska Dewi antara lain bagaimana cara terbaik untuk memberikan pelatihan dan mengonfigurasi dari jarak jauh bagi karyawan.

"Selama pandemi, pemberi kerja juga belajar bahwa meskipun beberapa tugas dapat dilakukan dari jarak jauh, namun hasilnya akan jauh lebih efektif jika dilakukan secara langsung," lanjut Kompasianer Siska Dewi, menambahkan. (Baca selengkapnya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun