Kasus yang dialami Kristen Antoinette Gray atau Kristen Gray menjadi perbincangan usai mengajak Warga Negara Asing beramai-ramai tinggal di Bali.
Lewat akun Twitter pribadi miliknya, Kristen Gray menyebut bisa melayani jasa konsultasi terkait cara masuk Indonesia selama pandemi Covid-19.
Atas kejadian itu seakan menyadarkan kita pada satu hal, yakni: cara pandang kita selama ini terlalu istimwa terhadap Warga Negara Asing (WNA) sehingga terkaget ada yang seperti itu.
Akan tetepi setiap orang pada akhirnya memiliki cara sendiri bisa karena referensi yang didapat maupun pengamalannya.
Selain kabar tersebut masih ada konten terpopuler dan menarik lainnya di Kompasiana dalam sepekan.
1. Karena Bersepeda, WNI dan WNA Malaysia Menjadi Saudara
Seperti kebetulan saja, ketika itu Kompasianer Mira Miew bertemu seorang bapak sedang istirahat dengan sepeda touring di dekatnya.
"Namun karena kebiasaan pesepeda, ketika bertemu pesepeda lain sebaiknya kita saling menyapa maka saya pun menghampirinya. Dan akhirnya saya tahu beliau dari Malaysia karena logat Melayunya yang berbeda dengan pengucapan kita," tulis Kompasianer Mira Miew.
Jika kita bersikap baik dan ramah, lanjutnyanya, jelas itu menambah kesan baik untuk mereka dan kemudian bisa jadi membantu mempromosikan nama baik kita sebagai tuan rumah.
Perlakuan baik yang diberikan kepada WNA tadi akhirnya berbalik saat Kompasianer Mira Miew pergi ke Malayasia.
Selama di sana, tulisnya, sangat dijamu dan dimanjakan: diajak jalan-jalan hingga disuguhi kuliner satenya yang khas. (Baca selengkapnya)
2. Beda Indonesia dan Jerman dalam Mengutamakan Orang yang Divaksin
Kompasianer Gaganawati Stegmann melaporkan dari Jerman bahwa di sana yang menjadi target utama mendapatkan vaksin covid-19 adalah para lansia.
"Sejak 27 Desember 2020, vaksin sudah diberikan kepada golongan manula di Jerman. Selain vaksin dari Biontech, ada vaksin dari Pfizer yang digunakan di sini," tulisnya.
Hal itu tentu saja berbanding terbalik seperti di Indonesia, yakni orang-orang yang berada pada usia produktif.
Tiap negara punya aturan berbeda dan kekuasaan untuk menentukan hal terbaik bagi warganya. (Baca selengkapnya)
3. Awas! Berikut 3 Gaya Mengajar ala Sensei Nobi yang Tidak Boleh Ditiru Guru Masa Kini
Kompasianer Ozy V. Alandika beranggapan, dalam animasi Doraemon tokoh karekter Pak Guru Nobi ada gaya mengajarnya yang tidak lagi kita tiru.
Meskipun tidak bisa dipungkiri jika kegiatannya yang sesekali mampir ke rumah orangtua siswa patut diapresiasi.
Namun karena sudah berbeda era, Kompasianer Ozy V. Alandika melihat dan menemukan 3 gaya mengajar ala Sensei Nobi yang sudah tidak relevan.
"Pertama, Pak Guru Nobi sering menghukum siswa," tulisnya.
Akan tetapi kenapa menghukum siswa itu menjadi tidak baik untuk ditiru?
Meskipun karakter yang diperankan Nobita adalah sosok anak SD yang serba malas, lanjut Kompasianer Ozy V. Alandika, tetap saja pemberian hukuman seperti yang disebutkan tadi tidak cocok lagi di hari ini. (Baca selengkapnya)Â
4. Ingat, Mobil Sudah Tidak Perlu Dipanasi Lagi
Apa yang membuatmu suka "memanasi" mesin mobil ketika pagi hari, misalnya? Sekadar kebiasaan atau ikut apa yang banyak dilakukan orang-orang?
Kompasianer Meirri Alfianto menjelaskan, kegiatan memanasi mobil memang agaknya sudah menjadi ritual turun-temurun.
"Mungkin ketika kita masih kecil, kita sering melihat orangtua kita atau kakek-nenek kita melakukan pemanasan mobil sebelum digunakan. Apa fungsinya?" tulisnya.
Jika pada mobil lama memang dibutuhkan untuk pelumasan mesin. Jadi, Â oli bisa naik ke bagian mesin dan melumasi mesin.
Namun, untuk banyak mobil yang tahunnya relatif masih baru memanasi mobil justru buang-buang waktu dan BBM. (Baca selengkapnya)
5. Mengenal Growol, Makanan Khas Kulon Progo yang Sepi Peminat tapi Banyak Khasiat
Kabupaten Kulon Progo ini memiliki berbagai macam makanan khas yang amat unik dan tidak akan bisa dijumpai di daerah lain.
Geblek mungkin sudah populer, karena jika berkunjung ke toko oleh-oleh di Kulon Progo, maka camilan inilah yang pertama kali akan ditawarkan.
Bagaimana dengan Growol?
"Growol, makanan sumber karbohidrat yang sangat legendaris tapi sayangnya tak banyak diminati," tulis Kompasianer Ardalena Romantika.
Nah, yang membuat Growol ini unik, dalam proses pembuatannya singkong yang telah dikupas dan dipotong-potong itu mesti direndam selama 3 sampai 4 hari berturut-turut. (Baca selengkapnya)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H