Masih dan tetap menjaga diri dengan 3M sambil menunggu giliarnnya divaksin, kemudian ada tahap lain: 3T, testing; tracing; dan treatment.
Testing itu menjadi penting bahwa kita memang bersedia melakukan pengecekan kesehatan secara berkala --apalagi setelah beraktifitas di luar ruang maupun gejala yang dirasakan tubuh.
Tracing itu lebih kepada bersedia untuk memberikan informasi secara terbuka kepada perawat untuk penelusuran kasus positif. Bila ada yang ditutupi dalam penelusuran tersebut maka bisa berdampak lebih luas lagi.
Treatment atau perawatan dengan benar bila merasakan gejala Covid-19. Hal ini bisa dilakan secara mandiri maupun mendatangi rumah sakit.
Lantas, bagaimana penerapan strategi 3T ini dilakukan oleh masyarakat? Berikut 5 konten laporan dari Kompasianer terkait penanganan covid-19 ini.
1. Sinergi 3M dan 3T Putus Rantai Penyebaran Covid-19
Karena masih banyak masyarakat yang belum disiplin menerapkan 3 M, maka pemda aktif untuk mencari kasus dengan 3T agar mereka yang positif cepat ditangani.
"Yang namanya sinergi butuh kerjasama dua pihak," tulis Kompasianer Tety Polmasari.
Namun, ada hal penting yang disampaikan oleh Kompasianer Tety Polmasari yani bahwa seseorang penting untuk bertanggung jawab tidak menularkan Covid-19 ke orang lain dan juga jangan sampai dia tertular. (Baca selengkapnya)
2. Jam Malam untuk Pencegahan Covid-19, Efektifkah?
"Dari pengamatan saya, aktivitas warga Cirebon lebih berpusat di pagi hari pada saat berangkat kerja maupun pergi ke pasar," tulis Kompasianer Laurensius Mahardika
Dengan kedisiplinan warga mematuhi protokol ditambah pembatasan aktivitas di malam hari, diharapkan menjadi kombinasi jitu dalam menekan lebih lanjut penyakit pandemi tersebut.Â
Namun jika warganya belum menaati protokol akan menjadi mubazir karena masih ada aktivitas pagi-siang hari yang mungkin jadi sumber penyebaran.