Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jika Pengalaman adalah Guru Terbaik, Maka 2020 Itu...

3 Januari 2021   05:07 Diperbarui: 3 Januari 2021   11:00 1647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi berharap. (sumber: pixabay.com/geralt)

Kompasianer Adica Wirawan tahu kalau itu merupakan angka yang besar. Pasalnya, dividend yield yang ditawarkan saham lain umumnya hanya berkisar 1-5% saja.

Dividen memiliki arti yang begitu spesial sehingga patut dipertimbangkan sebaik mungkin sebelum seseorang membeli sebuah saham.

"Saya pribadi sering mencermati sejarah dividen yang pernah disetorkan perusahaan dalam beberapa tahun terakhir. Saya cenderung menyukai saham yang nominal dividennya bertumbuh dari tahun ke tahun," tulis Kompasianer Adica Wirawan.

Nah, ada sejumlah saham yang menunjukkan hal tersebut. (Baca selengkapnya)

3. Mengapa CPNS Formasi Guru (Harus) Diganti PPPK?

Beberapa bulan yang lalu, tulis Kompasianer Ozy V. Alandika, agaknya banyak sarjana mulai menabur asa untuk menggapai profesi PNS.

Hal tersebut seirama dengan rencana pemerintah membuka penerimaan abdi negara hingga satu juta formasi.

Tetapi, ada yang berbeda, terutama sejak Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana mengatakan bahwa tidak ada penerimaan guru dengan status Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada pelaksanaan CPNS tahun 2021.

"CPNS diganti menjadi PPPK khusus formasi guru. Entah ini kabar bahagia atau malah sebuah gebrakan besar, tapi rasanya pandangan publik terhadap PPPK belum sama "modisnya" dengan PNS," lanjut Kompasianer Ozy V. Alandika. (Baca selengkapnya)

4. Serunya Melacak dan Mengurus Ranmor Hilang, Libatkan Dukun, Polisi, dan Asuransi!

"Kendaraan Anda hilang? Saran saya, jangan pergi ke dukun atau orang sakti, cukup lapor polisi atau urus ke pihak asuransi," tulis Kompasianer Teguh Hariawan, membuka  tulisannya.

Sekadar pengalaman, dalam kurun waktu 3 tahun Kompasianer Teguh Hariawan sudah 3 kali menjadi korban curanmor, 1 mobil dan 2 sepeda motor. Apes? Bisa jadi.

Untuk motor yang dicuri, ada pengalaman menarik yang dikisahkan. Jadi, awalnya motor kredit yang hampir lunas itu coba dijual di tempat motor bekas. Tapi, karena harganya malah turun, akhirnya tidak dilepas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun