Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Mencoba Flixbus di Eropa hingga Tugas Sang Maestro Oposisi

25 November 2020   05:24 Diperbarui: 25 November 2020   05:29 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi membandingkan diri dengan orang lain. (sumber: pxiabay.com/geralt)

Jika ada yang bertanya, Apakah ada cara hemat untuk keliling Eropa? Jawabannya gunakanlah moda transportasi bus!

Salah satu aplikasi transportasi bus yang kini sangat digandrungi oleh para traveler di Eropa adalah Flixbus. Aplikasi ini merupakan bus operator virtual, jadi model bisnis mereka lebih mirip seperti AirBnB, OYO, atau Gojek dan Grab. Perorangan yang memiliki modal, atau perusahaan bus lokal yang menjadi mitra Flixbus.

Menurut Kompasianer Rizqa Lahuddin yang pernah menjajal kemudahan aplikasi Flixbus, Sebelum ada startup seperti Flixbus, travelling menggunakan bus sama nggak enaknya seperti zaman naik ojek sebelum ada Gojek dan Grab.

Saat menggunakan Flixbus kebayang rasanya kalau bisa diadopsi di Indonesia karena kalau dipikir skemanya tidak terlalu berbeda dengan GoCar dan Grab Car.

Selain yang menarik tentang sistem Flixbus yang ada di Eropa. Terdapat juga artikel lain yang patut dibaca oleh Kompasianer pagi ini, inilah 5 daftarnya:

Mencoba Flixbus di Eropa, Mirip Gojek tapi Bus

Jika di Indonesia skema seperti ini kita temui dalam bentuk mobil, motor dan truk, maka di Eropa, sepertinya selangkah lebih maju dengan adanya Flixbus.

Saat backpacking ke Eropa awal tahun 2020 lalu, saya terkesan dengan yang namanya Flixbus ini. Di Eropa sendiri, berpindah antar negara atau antar kota sebenarnya cukup mudah karena jaringan keretanya luar biasa lengkap. (Baca Selengkapnya)

Tugas Strategis Sang Maestro Opisisi

Waketum Gerindra Fadli Zon di di Restoran Raden Bahari, Jakarta, Jumat (27/12/2019). (Foto: KOMPAS.com/TSARINA MAHARANI)
Waketum Gerindra Fadli Zon di di Restoran Raden Bahari, Jakarta, Jumat (27/12/2019). (Foto: KOMPAS.com/TSARINA MAHARANI)
Ketika mendengar nama Fadli zon, apa yang pertama kali muncul di benak anda semua? Beberapa orang atau bahkan mungkin sebagian besar orang akan langsung berpikir tentang sosok oposisi yang sering kali mengkritik pemerintahan Joko Widodo.

Tidak heran karena selama periode pertama pemerintahan presiden Jokowi, sosok satu ini bersama satu lagi sosok Fahri Hamzah selalu menjadi buah bibir masyarakat. (Baca Selengkapnya)

Timur Tengah, Merajut Perdamaian (Kembali)

Dok: Freepik
Dok: Freepik
Fenomena yang terjadi saat ini sangat mendorong timbulnya perdamaian Timur Tengah yang sekian lama dilanda kekacauan akibat perang saudara. Kebangkitan setelah adanya Arab Spring, pandemi Covid 19, aksi pelecehan terhadap Nabi Muhammad SAW hingga pengaruh  pemimpin baru Amerika Serikat menjadi momentum penguatan rekonsiliasi diantara pihak-pihak yang berkonflik. (Baca Selengkapnya)

Seni Memainkan Peran untuk Berhenti Membandingkan Diri dengan Orang Lain

ilustrasi membandingkan diri dengan orang lain. (sumber: pxiabay.com/geralt)
ilustrasi membandingkan diri dengan orang lain. (sumber: pxiabay.com/geralt)
Salah satu kemudahan yang diberikan teknologi adalah kemudahan untuk membandingkan diri kita dengan orang lain.

Media sosial menjadi tempat di mana kita bisa melihat pasangan yang harmonis dan melihat diri sendiri yang masih gagal dalam menjalin hubungan. 

Kita bisa melihat mereka yang berlibur ke luar negeri dan melihat diri sendiri yang masih sebatas memenuhi kebutuhan pokok. Kita bisa melihat mereka yang mendapatkan jabatan penting di perusahaannya dan melihat diri sendiri yang masih tinggal dalam stagnasi.

Lalu, apa yang kita dapat dari perbandingan tersebut? (Baca Selengkapnya)

Jangan-jangan, Ibuku Seorang Filsuf?

Bagaimana pun, anak adalah seorang peniru yang ulung! | pixabay.com
Bagaimana pun, anak adalah seorang peniru yang ulung! | pixabay.com
Jangan-jangan, ibu adalah seorang "filsuf"? Atau hanya sebatas kebetulan? Tentu tidak, ibu adalah sosok "filsuf" bijaksana yang pertama saya kenal.

Semua anggapan saya tentang ibu yang begitu cuek dan tak peduli telah berubah semenjak saya menginjak masa remaja; lebih tepatnya ketika saya telah mampu mencerna pesan tersirat ibu.

Bagi saya, ibu adalah seorang "filsuf" bijaksana yang juga telah merawat saya sejauh ini. (Baca Selengkapnya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun