Jika ada yang bertanya, Apakah ada cara hemat untuk keliling Eropa? Jawabannya gunakanlah moda transportasi bus!
Salah satu aplikasi transportasi bus yang kini sangat digandrungi oleh para traveler di Eropa adalah Flixbus. Aplikasi ini merupakan bus operator virtual, jadi model bisnis mereka lebih mirip seperti AirBnB, OYO, atau Gojek dan Grab. Perorangan yang memiliki modal, atau perusahaan bus lokal yang menjadi mitra Flixbus.
Menurut Kompasianer Rizqa Lahuddin yang pernah menjajal kemudahan aplikasi Flixbus, Sebelum ada startup seperti Flixbus, travelling menggunakan bus sama nggak enaknya seperti zaman naik ojek sebelum ada Gojek dan Grab.
Saat menggunakan Flixbus kebayang rasanya kalau bisa diadopsi di Indonesia karena kalau dipikir skemanya tidak terlalu berbeda dengan GoCar dan Grab Car.
Selain yang menarik tentang sistem Flixbus yang ada di Eropa. Terdapat juga artikel lain yang patut dibaca oleh Kompasianer pagi ini, inilah 5 daftarnya:
Mencoba Flixbus di Eropa, Mirip Gojek tapi Bus
Jika di Indonesia skema seperti ini kita temui dalam bentuk mobil, motor dan truk, maka di Eropa, sepertinya selangkah lebih maju dengan adanya Flixbus.
Saat backpacking ke Eropa awal tahun 2020 lalu, saya terkesan dengan yang namanya Flixbus ini. Di Eropa sendiri, berpindah antar negara atau antar kota sebenarnya cukup mudah karena jaringan keretanya luar biasa lengkap. (Baca Selengkapnya)
Tugas Strategis Sang Maestro Opisisi
Tidak heran karena selama periode pertama pemerintahan presiden Jokowi, sosok satu ini bersama satu lagi sosok Fahri Hamzah selalu menjadi buah bibir masyarakat. (Baca Selengkapnya)
Timur Tengah, Merajut Perdamaian (Kembali)
Seni Memainkan Peran untuk Berhenti Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Media sosial menjadi tempat di mana kita bisa melihat pasangan yang harmonis dan melihat diri sendiri yang masih gagal dalam menjalin hubungan.Â
Kita bisa melihat mereka yang berlibur ke luar negeri dan melihat diri sendiri yang masih sebatas memenuhi kebutuhan pokok. Kita bisa melihat mereka yang mendapatkan jabatan penting di perusahaannya dan melihat diri sendiri yang masih tinggal dalam stagnasi.
Lalu, apa yang kita dapat dari perbandingan tersebut? (Baca Selengkapnya)
Jangan-jangan, Ibuku Seorang Filsuf?
Semua anggapan saya tentang ibu yang begitu cuek dan tak peduli telah berubah semenjak saya menginjak masa remaja; lebih tepatnya ketika saya telah mampu mencerna pesan tersirat ibu.
Bagi saya, ibu adalah seorang "filsuf" bijaksana yang juga telah merawat saya sejauh ini. (Baca Selengkapnya)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H