Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pilih Mana, Mobil Baru atau Rumah?

4 Oktober 2020   04:38 Diperbarui: 4 Oktober 2020   16:53 855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski baru sekadar wacana akan adanya pajak mobil baru nol persen, tapi itu langsung tersebar di tengah masyarakat.

Wacana tersebut diusulkan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dengan tujuan memberi stimulus ini diharapkan mampu menggerakan industri otomotif yang terpukul karena pandemi Covid-19.

Sayangnya itu langsung berdampak pada diler mobil yang sepi karena konsumen mulai ada yang menunda pembelian sebelum kebijakan ini keluar.

Tidak hanya itu, wacana relaksasi pajak mobil baru nol persen mulai berdampak pada penjualan mobil bekas atau setengah pakai.

Inilah 5 konten menarik dan terpopuler di Kompasiana dalam sepekan:

1. Kenapa Jangan Dulu Beli Mobil meskipun Harganya Murah?

Mobil kerap kali dianggap pembeda dalam status sosial seseorang di masyarakat: semakin bagus mobilnya, semakin terpandang pemiliknya.

Hanya saja, kini, untuk bisa memiliki kendaraan roda empat ini cukup gampang karena begitu banyak cara yang memudahkannya seperti cicilan yang ringan hingga down payment (DP) murah.

Akan tetapi bagaimana dengan wacana akan adanya relaksasi mobil baru nol persen ini? Apakah justru mendorong orang untuk membeli mobil?

"Tapi jangan dulu terpancing dulu deh ingin beli mobil meskipun tetangga atau teman kerja udah pada pakai kendaraan roda empat," tulis Kompasianer Handy Dannu. (Baca selengkapnya)

2. Indonesia: Vanuatu Bukan Representasi Papua

Setiap tahun, setidaknya sejak 2016, Indonesia mesti meladeni tudingan Vanuatu mengenai masalah Papua di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (SMU PBB).

Begitu juga pada tahun ini, Vanuatu kembali mengkritik Indonesia mengenai pelaksanaan HAM di Papua Barat di sidang Dewan HAM PBB.

Gerah dengan tudingan tahunan Vanuatu yang tidak mendasar, tulis Kompasianer Aris Heru Utomo, pada tahun 2020 ini Indonesia menggunakan hak jawabnya untuk menyanggah tudingan Vanuatu.

Lantas bagaimana sikap Indonesia kali ini di hapadan peserta Sidang Majelis Umum PBB?

"Dari sisi komunikasi diplomatik, pernyataan tegas tersebut juga menunjukkan sikap adaptif diplomat Indonesia dalam menerapkan komunikasi diplomatik guna meraih tujuan yang hendak dicapai," lanjut Kompasianer Aris Heru Utomo membaca gaya diplomasi tersebut. (Baca selengkapnya)

3. "Papa, Aku Positif Corona"

Tidak seperti biasanya, ketika itu Istri Kompasianer Kris Banarto sudah sampai rumah pada siang hari. Akan tetapi dengan satu kabar yang cukup mengagetkan, "Papa, aku positif Corona," katanya.

Tentu itu membuat penghuni rumah stres, karena selama ini berinteraksi. Apalagi, sebagai suami, Kompasianer Kris Banarto tidak pernah tidur terpisah dengan istri.

"Saya menawarkan pada istri untuk dirawat di rumah sakit rujukan Covid-19 atau tinggal berpisah dengan keluarga namun dia menolak," tulisnya.

Karena memang banyak yang terinfeksi dengan tidak ada keluhan apa-apa.

Kompasianer Kris Banarto menceritakan bagaiamana tetap bisa tetap tinggal satu rumah dengan orang yang terinfeksi corona. (Baca selengkapnya)

4. Apakah Mubazir Kuota Belajar dari Pemerintah?

Jika melihat hasil survei dari KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) yang baru saja dirilis 22 September 2020 mengenai kuota bantuan dari pemerintah, ternyata guru dan siswa lebih memerlukan kuota umum atau kuota utama daripada kuota belajar.

Pasalnya tidak banyak guru dan siswa yang menggunakan aplikasi khusus belajar.

Selain itu, menurut Kompasianer Yana Haudy, para guru memberikan materi pembelajaran dari video yang mereka kirim liewat WhatsApp yang juga merefferal ke YouTube untuk ditonton murid, sehingga kuota umum yang terpakai bukan kuota belajar.

"Seharusnya, WhatsApp dan Zoom termasuk dalam aplikasi yang menggunakan kuota belajar, nyatanya yang terpakai adalah kuota umum," lanjutnya. (Baca selengkapnya)

5. Mau Membeli Rumah Pertama? Pengalaman Ini Mungkin Berguna

Memiliki rumah adalah impian semua orang. Tidak berlebihan karena rumah merupakan kebutuhan primer selain sandang dan pangan. Ini adalah pengalaman pribadi saya memiliki rumah pertama.

Banyak sekali tawaran rumah akan tetapi untuk saat ini lokasinya jauh dari mana-mana:  jauh dari keramaian hingga jauh dari tempat kerja, misalnya.

Kali ini Kompasianer Meirri Alfianto membagikan pengalaman ketika baru membeli rumah pertama.

"Rumahnya memang bukan rumah subsidi sehingga harganya pun lebih mahal. Namun kami tertarik dengan iming-iming konsep pembayaran DP yang ringan," tulisnya. (Baca selengkapnya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun