Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menyoal Busana Terdakwa hingga Akankah Thailand Menjadi Republik?

28 September 2020   05:31 Diperbarui: 28 September 2020   06:10 1508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi gambar pribadi penulis

Thailand sedang tidak baik-baik saja terutama di tengah pandemi Covid-19. Perekonomian negara terdampak resesi, selain itu kepercayaan rakyat kepada monarki menurun, menuntut reformasi negara Thailand diubah menjadi Republik.

Apa yang menjadi penyebab demonstran sudah tidak menginginkan kerajaan? Kompasianer Jhon Miduk Sitorus mempunyai ulasan lengkapnya!

Selain isu politik luar negeri tersebut, terdapat juga cerita pribadi dari Kompasianer Anthony Tjio yang baru saja menyelesaikan karantina selama 14 hari di Hong Kong, hingga ada juga yang mengulas bahaya konsep perbedaan gender yang selama ini terlanjur membudaya.

Berikut 5 konten terpopuler di Kompasiana pagi ini:

Gaya Busana Ketika Jadi Terdakwa

(Foto: Instagram/pingkit dan bisnis.com)
(Foto: Instagram/pingkit dan bisnis.com)
Hari itu Pinangki tampil dengan busana muslimah yang senyatanya bukan merupakan gayanya selama ini. Penampilannya yang biasa dikenal adalah, kalau tidak memakai baju dinas Kejaksaan yang berwarna coklat, bisa dipastikan bergaya dengan fashion modern yang mewah.

Perubahan gaya berpakaian ketika tampil sebagai terdakwa di Pengadilan bukan penampilan unik yang dimiliki oleh Pinangki seorang. Banyak terdakwa-terdakwa lain juga melakukan hal yang serupa. (Baca Selengkapnya)

Menelanjangi Rantai Bisnis Perikanan: Benih Lobster

Ilustrasi peta rantai nilai perikanan. Dokumentasi pribadi penulis
Ilustrasi peta rantai nilai perikanan. Dokumentasi pribadi penulis
Penulis merasa perlu untuk memberi informasi kepada masyarakat umum, bahwa sektor perikanan memberikan nilai ekonomi terbesar dari nilai ekspor Udang, ikan Tuna, Tongkol dan Cakalang (TTC), Kepiting-Rajungan, Cumi-Gurita-Sotong, dan Rumput Laut.

Walaupun dalam pemberitaan media, dengungan ekspor benih Lobster sangat ramai, justru sebenarnya Udang dan TTC-lah yang menjadi mesin uang utama negara. (Baca Selengkapnya)

Lese Majeste: Resesi hingga Gaya Hidup Sang Raja, Thailand Kian di Ujung Tanduk

Pengunjuk rasa pro-Demokrasi mengancungkan salam 3 jari menuntut reformasi pada tanggal 10 Agustus 2020 lalu di Bangkok, Thailand. Sumber: kompas
Pengunjuk rasa pro-Demokrasi mengancungkan salam 3 jari menuntut reformasi pada tanggal 10 Agustus 2020 lalu di Bangkok, Thailand. Sumber: kompas
Situasi sosial dan politik Thailand semakin memanas setelah lebih dari 30.000 mahasiswa turun ke jalan untuk melancarkan kritikannya kepada pemerintahan monarki.

Hal krusial yang menjadi perhatian publik Thailand adalah berlakunya UU Lese Majeste atau UU yang melarang penghinan terhadap kerajaan Thailand.

Pasal ini dimaksudkan untuk melindungi anggota senior kerajaan Thailand dari bahaya ancaman dan penghinaan. (Baca Selengkapnya)

Menghirup Udara Bebas, Selesainya Wajib Karantina Ketibaan di Hong Kong

Koleksi gambar pribadi penulis
Koleksi gambar pribadi penulis
Kami datang ke Hong Kong meskipun mengetahui bakal dikarantina, demi menghindari bahaya kegaduhan politik maupun Covid-19 yang berada di Amerika, merasa lebih aman di sini.

Lagi pula bersukur, dari mengikuti istri yang kelahiran sini, baru diperbolehkan masuk di Hong Kong.

Kita bukan terbelusuk dalam kesengsaraan, dengan kerelaan kita menjalankan keharusan karantina demi kesehatan umum. (Baca Selengkapnya)

Pendidikan Kesetaraan Gender bagi Anak untuk Mencegah Diskriminasi Seksual

Photo by MI PHAM on Unsplash
Photo by MI PHAM on Unsplash
Seiring berjalannya usia anak, konsep perbedaan gender akan muncul bersama dengan pemahaman tentang ego dan juga konsep moral dan tanggung jawab sosial yang harus diembannya.

"Anak lelaki kok nangis? Anak perempuan kok main bola?" Sebuah pernyataan yang nampaknya biasa-biasa saja, namun sebenarnya membuka jurang yang sangat bersar terhadap perbedaan gender. (Baca Selengkapnya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun