Ketika PSBB DKI Jakarta diperketat lagi per 14 September 2020, karyawan yang sebelumnya sempat mencicipi ruangan kantor mulai kembali bekerja dari rumah (work from home). Apakah Anda sebagai pekerja kantoran senang dengan kebijakan tersebut atau justru tidak menikmatinya?
Ya, tidak bisa dipungkiri bahwa bekerja dari rumah tak selalu nikmat. Banyak gangguan. Gangguan tersebut bisa datang dari eksternal, seperti anak yang merengek minta main, atau malah dari diri Anda sendiri, misalnya malas-malasan pengin rebahan aja.
Seperti yang disampaikan Kompasianer Edward Horas S., WFHÂ adalah ujian loyalitas bagi karyawan. Tetap bisa selesai sesuai jadwal kah pekerjaan kita? Masihkah kita berkontribusi untuk perusahaan? Dan pertanyaan-pertanyaan sejenis.
Namun tentu saja jangan sampai bekerja dari rumah ini membuat kita jadi terus-terusan "dihajar" pekerjaan. Sediakan waktu untuk tetap bisa menjaga dan memelihara hormon endorfin dalam diri. Apa maksudnya? Soal ini dijelaskan di artikel lain milik Kompasianer Puja Nor Fajariyah.
Nah, termasuk dua artikel yang sedikit dicuplik di atas, berikut ini daftar 5 konten terpopuler di Kompasiana:
ilustrasi bekerja dari rumah (Foto: iSTOCK/SHIRONOSOV)
Bekerja dari rumah memang memiliki tantangan tersendiri. Di sinilah loyalitas seorang karyawan diuji. Meski atasan tidak melihat Anda bekerja secara langsung, tapi pekerjaan tetap harus dipertanggungjawabkan dengan baik. (
Baca selengkapnya)
Ilustrasi anak bermain. (Sumber: shutterstock via kompas.com)
Perasaan mendasar saat kita bermain adalah kesenangan. Nah, rasa senang itu muncul disebabkan oleh reaksi hormon endorfin yang ada di dalam tubuh manusia, baik anak-anak maupun dewasa. Maka di tengah situasi yang tidak baik jangan lupa untuk membahagiakan diri sendiri. (
Baca selengkapnya)
Jenazah Pendiri Kompas Gramedia sekaligus Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama disemayamkan di Lobi Gedung Kompas Gramedia, Palmerah Selatan, Jakarta, Rabu (9/9/2020). Jakob Oetama tutup usia pada Rabu (9/9) pada usia ke 88 tahun di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta. Rencananya jenazah akan dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Kamis (10/9).(KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN)
Di tengah kebisuan itu, tiba-tiba Pak Jakob memandang saya seraya bicara, "Bung tahu nggak, dulu ada seorang pastor dari Eropa bilang sesuatu kepada saya." Lalu, Pak Jakob diam. Mas August dan Mas Swan juga diam. Saya sebenarnya sudah tahu apa yang hendak dikatakan Pak Jakob. (
Baca selengkapnya)
Ilustrasi tenaga kesehatan, tenaga medis, pekerja medis.(Sumber Gambar: Shutterstock/Eldar Nurkovic)
Kematian tenaga kesehatan di Indonesia akibat Covid-19 masuk dalam 10 tertinggi di dunia. Dalam akun PandemicTalks disebutkan, gugurnya satu nakes menyebabkan 64 ribu orang Indonesia kehilangan pelayanan kesehatan. Kita harus segera mencegah hal-hal lain yang lebih buruk. (
Baca selengkapnya)
(Sumber: Redaksi Indonesia via g30s-pki.com)
Dalam arsip dokumen rahasia, nama Soeharto beberapa kali disebut mengacu pada peristiwa itu. Dalam dokumen-dokumen lain disebutkan bahwa AS tahu persis skala pembantaian massal yang terjadi pasca G30S/PKI di Indonesia. (
Baca selengkapnya)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Lyfe Selengkapnya