Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Setop Politisasi Kebijakan PSBB hingga Kisah Memakamkan Balita Suspek Covid-19

14 September 2020   04:45 Diperbarui: 14 September 2020   05:20 1223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama wakilnya, Achmad Riza Patria, dalam konferensi pers penerapan kembali masa PSBB pada Rabu (9/9/2020). (Ilustrasi diolah dari dokumentasi Pemprov DKI Jakarta)

Memasuki bulan September angka kasus positif Covid-19 di Indonesia terus melonjak, khususnya di Jakarta. Kondisi inilah yang membuat Pemprov DKI memutuskan untuk memperketat kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama 2 pekan, 14-25 September 2020.

"Kami merasa perlu untuk melakukan pengetatan agar pergerakan pertambahan kasus di Jakarta bisa terkendali," ujar Anies dalam konferensi pers Minggu (13/09) siang dikutip dari Kompas.com.

Namun alih-alih saling bahu membahu, narasi-narasi yang beredar mengenai PSBB ini malah memperkeruh situasi. Kompasianer Leya Cattleya dalam artikelnya menyebut ada pihak-pihak yang menjadikan politik rivalitas sebagai biang kegaduhan.

Selain topik hangat di atas, terdapat beberapa artikel di Kompasiana yang menarik untuk disimak, termasuk kisah pengalaman memakamkan balita suspek Covid-19.

Sudahlah, Setop Politisasi Kebijakan Tanggap Covid-19!

Anies Baswedan menyampaikan bahwa Pemprov DKI akan memperketat PSBB lagi (Foto: Kompas.com)
Anies Baswedan menyampaikan bahwa Pemprov DKI akan memperketat PSBB lagi (Foto: Kompas.com)
Kompasianer Leya Cattleya percaya, PSBB total di Jakarta ini merupakan keputusan bersama antara Jokowi dan Anies Baswedan. Pemerintah pusat perlu mendukung kebijakan ini untuk kepentingan Jakarta dan kepentingan nasional. (Baca selengkapnya)

Kenali "Happy Hypoxia", Silent Killer Covid-19

Happy Hypoxia terjadi pada pasien Covid-19 (Sumber: KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo)
Happy Hypoxia terjadi pada pasien Covid-19 (Sumber: KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo)
Kompasianer Ayu Deni Pramita, yang merupakan seorang dokter, menuturkan soal gejala happy hypoxia pada pasien covid-19. Happy hypoxia atau silent hypoxia adalah penurunan kadar oksigen dalam darah tanpa disertai keluhan gangguan pernapasan seperti sesak napas. (Baca selengkapnya)

Pengalaman Memakamkan Balita Suspek Covid-19

Pandemi ini nyata, siapa pun bisa kena Covid-19 (ilustrasi: pixabay)
Pandemi ini nyata, siapa pun bisa kena Covid-19 (ilustrasi: pixabay)
Mendengar kabar anak tetangga meninggal dunia, Kompasianer Himam Miladi bergegas untuk melayat. Namun kabar yang menyebut balita ini suspek covid-19 membuatnya berhati-hati. Bersama tetangga lainnya mereka mempersiapkan APD darurat berupa jas hujan, sarung tangan, dan face shield sebelum memandikan dan memakamkan jenazah. (Baca selengkapnya)

Tim Indonesia Mundur dari Piala Thomas-Uber 2020, Keputusan Tepat?

Tim Indonesia menyatakan mundur dari Piala Thomas & Uber 2020. Pernyataan mundur itu disampaikan Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiharto, Jumat (11/9) tadi malam (Foto: Badmintonindonesia.org)
Tim Indonesia menyatakan mundur dari Piala Thomas & Uber 2020. Pernyataan mundur itu disampaikan Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiharto, Jumat (11/9) tadi malam (Foto: Badmintonindonesia.org)
Indonesia resmi menarik diri dari gelaran Piala Thomas-Uber 2020. Sempat berkembang pro-kontra di kalangan pencinta bulutangkis, karena komposisi pemain kita khususnya tim Thomas sebenarnya berpotensi meraih juara. Namun Kompasianer Hadi Santoso menyebut keputusan PBSI ini bisa dipahami. (Baca selengkapnya)

7 Cara Praktis Hindari Perselingkuhan dengan Rekan Kerja

Ilustrasi rekan kerja (Sumber: Pexels/Bongkarn Thanyakij)
Ilustrasi rekan kerja (Sumber: Pexels/Bongkarn Thanyakij)
Sudah menjadi fenomena tersendiri di mana kantor jadi salah satu lokasi terjadinya perselingkuhan dengan rekan kerja. Bagaimana caranya agar hal tersebut bisa dihindari? Kompasianer Ruang Berbagi membagikan cara-cara praktis yang dapat diterapkan. (Baca selengkapnya)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun