"Jika kita ingin mengubah pikiran kita, cobalah untuk melakukan hobi atau keterampilan yang jauh dari topik dia ya," tulis Kompasianer Muhamad Fuji. (Baca selengkapnya)
2. Psikosomatis, Merasa Sakit Padahal Hanya Pengaruh Pikiran
"Bila pengaruhnya positif, tubuh kita sehat dan kuat sebaliknya bila pengaruhnya negatif, fungsi tubuh akan terganggu, bahkan kita bisa sakit," lanjutnya.
Pada kondisi seperti itulah yang disebut dengan penyakit psikosomatis. Psikosomatis adalah gangguan yang terjadi pada tubuh yang dipengaruhi oleh pikiran, tetapi saat melakukan pemeriksaan medis tidak ditemukan gangguan atau penyakit apapun.
Kompasianer Elsa Mutiara mencontohkan kondisinya seperti yang ia alami sendiri yakni ketika membaca berita mengenai bencana alam atau gempa.
"Setiap kali membaca berita terkait bencana gempa bumi, saya akan merasa pusing, demam dan kepala berputar-putar seperti vertigo padahal keadaan tubuh saya baik-baik saja," jelasnya. (Baca selengkapnya)
3. Alasan Psikologis Mengapa Manusia Bisa Jatuh Cinta
Jika "cinta" didefinisikan sebagai sebuah aktivitas, bahwa berhubungan dengan rasa ketertarikan dengan lawan jenis, contohnya: pacaran.
Padahal, tulis Kompasianer Cindy Carneta, fenomena yang menyinggung urusan percintaan juga dapat dikaji dalam ilmu psikologi sosial, khususnya pada teori hubungan interpersonal.
Oleh karena ini Kompasianer Cindy Carneta memulainya dengan pertanyaan yang cukup menggelitik: pernahkah kalian berpikir mengapa Anda bisa mencintai pasangan Anda?
Cinta itu tidak perlu alasan? Tidak, sesungguhnya ada 5 alasan mengapa Anda bisa mencintai pasangan Anda berdasarkan perspektif psikologi.